Senin, 27 April 2009

Influenza babi

Tersiar di seluruh televisi, surat kabar dan majalah berita tentang hebohnya virus Influenza ( sesema ) babi yang bersumber dari negara Maxico, ini adalah kekuasaan Allah yang Dia ingin tunjukkan kepada manusia, betapa kuasanya Allah dalam membuat penyakit yang sampai detik ini belum mampu diketahui obatnya, belum lagi virus Influenza burung yang menghantam dunia, membuat masyarakat manusia enggan untuk memakan ayam karena takut tertular, belum selesai masyarakat dunia dengan virus influenza ( sesema ) burung, datang pula virus yang mematikan dan menakutkan sehingga masyarakat dunia menjadi lebih berhati-hati dengan perkembangan yang cepat, sebahagian negara melarang warga negaranya untuk bermusafiran ke negeri Maxico, sebahagiannya lagi sibuk dengan menjaga warga yang berdatangan dari Maxico, sebab penyakit ini terbit dan bersumber dari Maxico.

Sudah lebih dari seratus orang meninggal dunia disebabkan serangan virus tersebut, virus ini penyebabnya tidak lain adalah babi yang Allah haramkan memakannya, negara-negra pengekspor daging babi merasa resah dan gelisah sebab akan menurunkan ekonomo mereka, tetapi yang perlu kita lihat ialah betapa bahayanya jika babi-babi yang berjuta-juta ekor banyaknya masih tetap hidup dengan tenang untuk membawa penularan virus yang menakutkan, sudah masanya masyarakat islam berdemontrasi untuk memohon agar seluruh ternak babi yang berada di negara muslim dimusnahkan dan di bakar, agar tidak menjangkit kepada kita umat islam yang tidak dibolehkan memakannya, negara Indonesia dan Malaysia adalah salah satu negara yang mengembangkan perternakkan babi, padahal warganya kebanyakkan dari orang-orang islam, yang sangat menakutkan ialah daerah Singapura yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dunia, mungkin saja virus ini akan masuk kenegara Singapura, disinlah negara Indonesia dan Malaysia dituntut untuk lebih berhati-hati menerima tamu dari luar negeri, selain dari membasmi habis kandang-kandang babi.

Dari kejadian ini terdapat hikmah kenapa Allah mengharamkan babi, marilah kita bergandeng tangan untuk membasmi babi dari negara kita tercinta.

Minggu, 26 April 2009

Maulid Sayidina Husein

Pada malam Rabu tanggal 25 Rabiul Akhir 1430 hijriyah telah dilaksanakan secara besar-besaran peringatan maulid Sayydina Husein ra, acara ini dihadiri oleh berjuta umat islam baik dari Mesir maupun negeri yang lainnya, turut hadir pada acara ini Syeikh Ibrahim Muraikhi Al-Bahraini, dari negeri Bahrain, Habib Faishol berasal dari Yaman, demikian juga tidak ketinggalan Syeikh Muhammad Ibrahim Bin Abdul Baits Al-Kattani hadir dan mengisi ceramah di Mesjid Sidi Dardir dan Mudayyafah Ismail Shadiq Al-Adawi, dalam ceramah ini beliau menceritakan bagaimana keimanan dan pengorbanan Imam Husein yang gagah berani, dalam kesempatan ini juga beliau menjawab segala pertanyakan yang datang dari pada hadirin yang memadati Mudhayafah.

Acara ini tujuannya adalah untuk menarik perhatian umat islam agar senantiasa cinta dan rindu dengan ahli bait Rasulullah, sebagaimana Rasul suruh, dan mengikuti jejak langkah mereka dalam menjalani kehidupan dunia ini, marilah kita bersama mengikut langkah jejak Rasululah, sahabat, dan Ahli Baitnya.

Minggu, 19 April 2009

Kitab Bidayah Al-Hidayah

Kitab Bidayah Al-Hidayah merupakan salah satu hasil karangan Imam Ghazali Rahimahullah, nama lengkap beliau adalah Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Ahmad Al-Ghazali Ath-Thusi, beliau dilahirkan pada tahun 450 Hijriah di sebuah kota yang bernama Thus, bahagian negeri Kharasan, pada masa itu ilmu agama sangat berkembang pesat di Kharasan.

Sejak kecil beliau sudah muali belajar ilmu agama di kota kelahirannya dari seorang ulama yang bernama Ahmad Bin Muhammad Ar-Razakani, kemudian berhijarah ke kota Jurjan dan belajar dengan Syeikh Abu Nashar Al-Isma`ili, kemudian beliau pindah ke Naisaburi dan belajar dengan Imam A-Harmain, beliau mendapat ilmu yang banyak dengan kesungguhan dan kepenatan.

Setelah itu beliau diangkat untuk mengajar di Madrasah Nizhamiyah di kota Baghdad, setelah itu beliau meninggalkan Baghdad dan pindah menuju Syam, di kota Syam beliau beri`tikaf di menara bahagian barat Mesjid Umawy Damsyiq, kemudian berangkat menunaikan haji ke Makkah dan berziarah kepada Nabi Muhammad di Madinah, selanjutnya kembali ke Syam, di negeri Syam beliau banyak menghasilkan karya tulis seperti Ihya Ulumuddin, kemudian beliau kembali ketanah airnya tercinta negeri Thus tempat lahir, bermain, dan membesar, pada tahun 505 beliau menghembuskan nafas kali yang terakhir untuk berjumpa dengan Allah SWT, umat islam sangat berduka cita atas wafatnya serang ulama yang Rabbani.

Kitab Bidayah Al-Hidayah ini dibagi oleh Imam Ghazali kepada tiga bahagian :

1- Bahagian Ta`at kepada Allah
2 - Bahagian pelajaran tentang menjauhkan maksiat
3 - Bahagian adab berteman dan bergaul.

Bahagian ta`at kepada Allah di mulai dengan penjelasan dalam pelaksanaan Fardhu dan Sunnah, fardhu adalah modal perniagaan, sedangkan sunnah adalah keuntungan dalam perniagaan, kemudian beliau menjelaskan adab-adab setelah bangkit dari tidur, adab-adab masuk toilet ( WC ) , adab-adab berwuduk, adab-adab mandi, adab-adab tayamum, adab-adab keluar dari mesjid, adab-adab masuk mesjid, adab-adab setelah waktu terbitnya matahari sampai kepada waktu tergelincirnya matahari, adab-adab persiapan untuk melaksanakan shalat-shalat Fardhu, adab tidur, adab Shalat, adab-adab menjadi Imam dan Makmum, adab shalat jum`at, adab berpuasa.

Bahagian menjauhkan Maksiat, beliau memulainya dengan maksiat anggota yang tujuh :
1 - Mata, jangan melihat yang haram, gambar-gambar yang membawa kepada nafsu syahwat, melihat seorang muslim dengan pandangan yang hina.

2 - Telinga, menjauhkan mendengar dari sesuatu yang haram, bid`ah, mendengar Ghibah ( menceritai orang ) , mendengar ucapam-ucapan yang buruk.

3 - Lidah, menjauhkan dari dusta, menyalahi janji, menceritakan orang, berdebat, membersihkan dan memuliyakn diri sendiri, melaknat, mendo`akan terhadap makhluk Allah dengan do`a yang membinasakan, besenda gurau dan mengejek.

4 - Perut, menjaganya dari memakan yang haram dan Syubhat.

5 - Kemaluan, menghindari dari zina, dan yang diharamkan.

6 - Kedua tangan, menjauhkan dari memperbuat yang haram, memukul seorang muslim, mengambil harta yang haram.

7 - Kaki, menjaganya dari pergi ketempat yang haram, berjalan kepada pembesar dan pemerintahan.

Kemudian Imam Ghazali melanjutkan keterangannya dalam menjauhkan maksiat hati, diantaranya adalah hasad ( dengki ), Riya`, Ujub ( berbangga diri ).

Bahagian adb berteman dan bergaul beliau bahagi kepada lima bahagian :
1 - Adab bersama Allah SWT
2 - Adab menjadi seorang guru
3 - Adab menjadi seorang murid ( pelajar )
4 - Adab terhadap kedua ibu bapak.
5 - Adab kepada selain yang empat diatas

Sementara selain guru, dan kedua orang tua, ada lagi adab-adab yang bersangkut paut dengan manusia lainnya, yaitu :
1 - Adab terhadap teman karib
2- Adab terhadap kenalan
3 - Adab terhadap orang yang tidak dikenal

kemudian Imam Ghazali menyebutkan kriteria teman yang patut di kawani.
1 - Memiliki akal pikiran yang cemerlang
2 - Memiliki Akhlak yang baik
3 - Memiliki keshalihan dalam beribadah
4 - Tidak memiliki sifat rakus terhadap dunia
5 - Bercakap benar dan tidak berdusta

Inilah sebahagian muatan isi kitab Bidayah Al-Hidayah, yang sangat memiliki harga yang tinggi dan bagus, marilah kita memohon kepada Allah SWT agar kiranya kita dapat mengamalkan isi yang terkandung dari kitab ini.

Maulid Nabi dan penutupan pengajian

Pada Malam Ahad 23 Rabi`ul Akhir 1430 Hijriyah, setelah Shalat Maghrib telah diadakan majlis penutupan kaji sambil mengkhatamkan kitab Bidayah Wal Hidayah karangan Imam Ghazali dan Arbain Hadits karangan Syeikh Ismail Bin Utsman Zein Al-Makki di rumah Ustadz Muhammad Husni Ginting, acara ini juga di isi dengan Maulid Nabi SAW dan acara ulang tahun ( hari jadi ) saudara Azham Bin Azmi, pelajar kuliah lughah dari selangor Malaysia, acara ini di hadiri oleh kalangan pelajar Malaysia yang berada di kota Zaqaziq, juga sebagaian exco pelajar Malaysia Zaqaziq ( DPMZ ), tak ketinggalan juga sebahagian dari teman-teman yang berasal dari Tonto, Cairo, Mansurah, dan sibin koum.

Acara ini disuguhkan dengan bernasyid bersama dengan membacakan shalawat dan Qshidah Burdah, diharapkan acara ini terus berjalan setiap tahunnya, Pada kesempatan ini Al-Fadhil ustadz Muhammad Husni Ginting mengajak para hadirin agar berusaha mengamalkan apa yang telah diajarkan dan dipaparkan oleh Imam Ghazali didalam kitan beliau Bidayah Al-Hidayah, semoga selamat dunia dan Akhirat.

Selasa, 14 April 2009

Ayat Mutasyaabihaat

Hukum ayat Mutasyaabihaat

Ulama berbeda pendapat dalam memandang permasalahan ini, sehingga sebahagian mereka mencoba untuk menyesatkan golongan yang tidak sefaham dengan mereka, seperti pengikut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim aj-Jauziyyah yang suka menyesatkan kebanyakkan ulama yang tidak sehaluan dengan mereka.

Selasa, 07 April 2009

Allah ada tidak bertempat

Ahlus Sunnah wal Jama`ah beri`tiqad bahwa Allah SWT tidak memiliki tempat, sebab tempat adalah sesuatu yang Alah jadikan, tidak diterima akal yang sehat bahwa Allah bertempat dan berbatas, demikian juga bertentangan dengan Firman Allah SWT :

ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Artinya : Allah tidak menyerupai sesuatu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.

I`tiqad ini adalah i`tiqad para ulama yang telah memperjuangkan pemahaman Alus Sunnah Wal Jama`ah, diantara para ulama yang telah menyatakan bahwa Allah tidak bertempat dan tidak ada batas.

Jumat, 03 April 2009

Berziarah ke Makam Syeikh Abu Hasan ASy-Syadzuli

Pada hari rabu tanggal 21 Rabi`ul awal 1430 H, bertepatan tanggal 18 Maret 2009, sejumlah pelajar Al-Azhar mengikit ziarah besr-besaran yang diselenggarakan oleh tarekat Hamidiyah Asy-Syadzuliyah, dengan sebanyak dua puluh bas besar, diantara pelajar yang mengikuti acara ini adalah sebanyak dua puluh lima Mahasiswa dari Indonesia, dan tiga puluh lima dari Mahasiswa Malaysia, diantara yang mengikuti ziarah ialah : Ust Muhammad Husni Ginting, Ust Khairul Nizham, dan banyak lagi.

Dalam perjalanan ini pelajar asia dipimpin oleh syeikh Yusri Rusydi Jabar, seorang ulama besar yang mendapat keizinan mengajar di Jami` Al-Azhar, beliau bermazhabkan Syafi`i dan bertarikatkan Syadzuli, beliau mendapat bai`ah dari Syeikh Abdullah Shiddiq Al-Ghumari.

Perjalanan sangan menyenangkan sekali, disekeliling jalan padang pasir yang dihiasi dengan gunung-gunung batu yang terjal, disebelah kiri nampak lautan merah yang membentang luas begitu indah membiru seolah-olah melambai menandakan kedamaian, hotel-hotel yang bagus dan indah bertebaran di tepi lautan merah, ini adlah pemandangan ketika kami melalui jalan mengarah ke Humaisara tempat dikuburkannya Syeikh Abu Hasan Syadzuli.

Lebih kurang pukul tiga pagi hari kamis kami telah sampai di Humaisara, setelah tidur sejenak, kemudian kami begegas untuk shalat subuh berjama`ah di Mesjid Syadzuli, kemudian kami mendengarkan pengajian yang disajikan oleh Syeikh Yusri, setelah itu kami bersama-sama mengarah ke Makam Syeikh Abu Hasan Syadzuli, siapakah beliau?

Syeikh Abu Hasan Syadzuli dilahirkan pada tahun 591 hijriah, bersambung keturunan beliau kepada Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib, di sebuah kota bernama Ghamarah, Maghrib ( Maroko ), beliau membesar di sebuah kampung bernama Bani Zarwil, kemudian berpindah ke Syadzalah sebuah kota yang berada di Tunis, disini beliau menimba ilmu sebanyak-banyaknya, dan setelah itu belajar ilmu tasawuf, mengambil bai`ah dari Syeikh Ibnu Masyisy atau Ibnu Basyisy, kemudian beliau berpindah ke Iskandariah.

Diiskandariah beliau banyak di datangi oleh ulama-ulama, diantara ulama yang hadir kedalam pengajian beliau adalah Sulthan Ulama Izzuddin Bin Salam, Al-Hafih Syeikhul Islam Ibnu Daqiq Al-Aid, Al-Hafizh Abdul `Azhim Al-Mundziri, Syeikh Al-Muqri` Abu Abdullah Asy-Syathibi dan lain-lain.

Beliau selalu melaksanakan haji ket tanah suci Makkah, ketika tahun 656 Hijriah, beliau bertekad untuk melaksanakan haji melewati lembah `Aidzab, melalui pegunungan Humaitsara, sebelum berangkat beliau berpesan kepada muridnya, bawalah cangkul ketika berangkat, sang murid bertanya, : buat apakah cangkul dibawa?, Syeikh menjawab " Fi Humaitsara saufa Tara, yangberarti : di Humaitsara kau akan tahu, setelah samapai di Humaitsara Syeikh melaksanakan Shalat dua raka`at kemudian menghembuskan nafas terakhir, inilah rupanya makna yang dituju oleh Syeikh, kemudian Syeikh Abu Abbas Al-Mursi memandikan, mengkapankan dn menyembahyangkan Syeikh, setelah itu beliau di kuburkan pada tempatnya yang dikenal sekarang.

Beliau sangat kuat memegang Sunnah Rasulullah, mengamalkan yang wajib dan sunnah, beliau juga pernah ikut perang dalam melawan tentera Salib yang berasal dari Perancis, pada peperang itu tentera umat ISlam mendapat kemenangan, beliau memiliki banyak karomah yang Allah berikan, sehingga beliau mendapati kedudukan yang tinggi disisi Allah dan Makhluknya.

Diantara Wasiat beliau :
1- Jika ingin wajah selalu bercahaya maka hendklah selau menjaga shalat malam
2- Jika ingn tidak kehausan di hari Qiyamat maka hendaklah lazimi puasa sunnah
3- Jika ingin terselamat dari siksaan kubur hendaklah berjaga dan berhati-hati dari Najis, Makanan yang haram, dan menolak syahwat.
4- Jika engkau ingin menjadi orang yag terkaya maka hendaklah besifat Qana`ah ( memadai )

Kamis, 02 April 2009

Kesungguhan menuntut ilmu

Pada zaman sekarang, zaman yang dipenuhi dengan berbagai peralatan canggih dan hebat, zaman komputer dan internet, begitu banyak peralatan-peralatan yang menggangu pelajar agama untuk menghasilkan ilmu, alat-alat tersebut boleh membantu pelajar untuk berjaya dan dapat bersaing dalam menjalani kehidupan ini, tetapi juga dapat menahan kecemerlangan dan keberhasilan, tidak mengherankan jika seorang pelajar sekarang dapat menghabiskan seluruh waktunya didepan vedio geme, mencampakkan masanya didepan internet, atau menghamburkan masanya dengan komputer, televisi, catur, dan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfa`at, kesalahan ini disebabkan niat yang tidak ikhlas untuk belajar, karena hanya mengejar ijazah dan syahadah, atau semangat yang sangat tipis, karena tidak memiliki jiwa untuk berkorban, hal ini membuat pelajar agama mensia-siakan waktunya tanpa membuat perkara yang berfaedah.

Sebab itulah seorang pelajar sangat memerlukan cara yang terbaik untuk memenuhi waktunya dengan ilmu dan amal, diantaranya ialah dengan mendengar atau membaca kisah-kisah ulama dalam menuntut ilmu, agar mereka tertarik dengan cerita ulama-ulama terdahulu, dan dapat mengamalnya, sehingga waktu yang ada tidak terbuang begitu saja.

Diantara kisah-kisah yang perlu kita jadikan pengajaran adalah :

1 - Kisah penuntutan ilmu Sahabat Rasulullah Abdullah Bin Abbas, : beliau adalah seorang sahabat Rasulullah yang alim dalam mentafsirkan Al-Qur`an, dan ahli dalam hadits, dimasa Rasul meninggal dunia beliau masih tergolong kanak-kanak yang baru beranjak remaja., hal ini membuat beliau bersungguh-sungguh untuk mencari ilmu dan hadits dari mulut-mulut sahabat yang ada, dan betul-betul menjaga waktunya untuk belajar, beliau berkata : Tidak kulihat orang-orang yang paling banyak ilmunya kecuali pada golongan Al-Anshor, sebab itulah aku sibuk untuk belajar dari mereka, jika aku pergi ke rumah seorang Al-Anshor untuk menuntut ilmu, aku bertanya tentang orang tersebut, mereka menjawab beliau sedang tidur, maka aku ambil selendangku, kujadikan bantalku, kemudian aku berbaring untuk menunggu beliau bangun dari tidurnya, kemudian beliau keluar dari rumah untuk shalat Zhuhur, kemudian beliau berkata kepadaku: bilakah kau sudah berada disini wahai anak paman Rasulullah SAW, aku menjawab : " sudah lama , beliau berkata : " kenapa kau lakukan seperti itu, kenapa tidak kau beritahu kepadaku tentang kedatangan mu ?, aku menjawab : " aku ingin engkau keluar untuk mengajarku setelah kau selesaikan semua keperluanmu".( Sunan Ad-Darimi )

Lihat bagaimana Ibnu Abbas menuntut ilmu, beliau bersabar menunggu gurunya sehingga terbangun dari tidur, dari cerita diatas kita dapat melihat kesungguhan Ibnu Abbas dalam menuntut ilmu, dan rasa penghoramatan beliau terhadap gurunya, padahal beliau memiliki kedudukkan yang tinggi disisi para shahabat, sebab beliau anak paman Rasul, jikalau beliau membangunkan shahabat Al-Anshari tersebut, niscaya shahabat tersebut akan terjaga dari tidur, tetapi beliau sangat menghormati gurunya, demikian juga beliau tidak langsung pulang kerumahnya, akan tetapi tetap bersabar, menunggu didepan pintu rumah shahabat tersebut untuk menanti gurunya keluar dari rumah, begitulah semestinya seorang pelajar.

Imam Ibnu Abbas berkata : Aku menghinakan diri kepada guruku untuk menuntut ilmu, dan Aku muliakan guruku dan ilmu. ( Sunan Ad-Darimi ).

Lihat bagaimana Ibnu Abbas memuliakan ilmu dan gurunya, demikianlah seorang murid mesti memuliakan dan menghormati gurunya agar mendapat ilmu yang bermanfa`at.

2 - kisah Imam Syafi`i dalam menuntut ilmu ; Imam Nawawi berkata: " Imam Syafi`i tumbuh dan membesar dalam keadaan yatim, hidup dalam pemeliharaan ibunya, hidup dalam keadaan susah dan payah, semenjak kecilnya beliau telah duduk mengaji dengan para ulama, dan menulis setiap mas`alah-mas`alah diatas tulang, karena tidak memiliki duit untuk membeli kertas.

Lihatlah Bagaimana rajin dan kuatnya semangat Imam Syafi`i dalam menuntut ilmu, walaupun uang tidak ada, tetapi tidak menjadi alasan untuk tidak menuntut ilmu, jika kita lihat pada diri kita sendiri, mungkin orang tua memiliki uang yang cukup, bahkan sebahagiannya konglomerat ( koprat),memiliki mobil ( kereta ) yang berkilat, rumah yang bertingkat-tingkat, badan sangat sehat, tidak pernah merasa penat, tetapi tidak mencari kesempatan yang ada untuk menuntut ilmu.

Dihikayatkan ketika Imam Syafi`i datang ke kota Madinah, belajar dengan Imam Malik, pada suatu hari, ketika beliau menghadiri majlis Imam malik, ketika itu Imam Malik sedang mengimlakkan ( mendektekan ) sebanyak delapan belas hadits, sedangkan imam Syafi`i duduk dibelakang sekali, kemudian Imam Malik mengarahkan pandangannya kepada Imam Syafi`i, sebab beliau menulis dengan jarinya ke telapak tangannya, ketika semua pelajar berpulangan, Imam Malik memanggil dan menanyakkan asal usul beliau, maka beliau menceritakannya, Imam Malik bertanya; " Aku melihat engkau mempermainkan jari ke telapak tanganmu", berkata Imam Syafi`i ; " Aku tidak memainkan jariku tetapi menulis hadits yang engkau imlakkan dengan jariku ke telapak tanganku, kalau guru mau, biar aku mengulangi kembali apa yang telah guru imlakkan, Imam Malik berkata : " sebutkanlah " , maka beliau menyebutkan seluruh hadits yang telah diimlakkan.

dari cerita diatas sangat perlu sekali kita meningkatkan kerajinan untuk belajar dan dapat meninggalkan seluruh pekerjaan yang melalaikan dari belajar agama.

3- Kisah Syeikh Ahmad Damanhuri Al-Banteni dalam menuntut ilmu, beliau adalah salah seorang guru penulis, yang meninggal dunia pada tahun 1426 Hijriah, dari semenjak kecil sudah belajar ilmu agama, kemudian berangkat ke Makkah belajar dengan ulama yang berada di sana, seperti Syeikh Umar Hamdan Al-Mahrisi, Syeikh Abdullah An-Niyazi, Syeikh Alawi Bin Abbas Al-Maliki, Syeikh Hasan Masyaath, dan lain-lain. setelah itu beliau kembali ke Indonesia, setelah kurang lebih dua puluh tahun beliau berada di Indonesia, maka beliau kembali lagi ke Makkah, ketika itu beliau masih sempat melihat kembali gurunya Syeikh Hasan Masyaath, pada masa ini beliau menghabiskan waktu untuk belajar dan menghadiri majlis ilmu Syeikh Muhammad Bin Alawi Al-Maliki, padahal beliau memiliki guru yang tidak di jumpai oleh Syeikh Muhammad Bin Alawi, guru-guru beliau adalah sebahagian guru-guru Syeikh Yasin Al-Fadani , beliau memiliki sanad yang tinggi , tetapi disebabkan cintanya beliau kepada ilmu maka beliau menghadiri majlis Syeikh Muhammad, dalam kondisi kaki yang sudah tidak boleh berjalan lagi, sehingga di bawa dengan kursi dorong, beliau dapat menghadiri majis ilmu, lihat kesungguhan beliau, walaupun dalam keadaan sakit tetap menuntut ilmu, menuntut ilmu bukan disebabkan selembar kertas Syahadah.

masih banyak lagi kisah-kisah para ulama yang sangat bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tetapi penulis mencukupkan ini saja, mudah-mudahan dapat berguna untuk kita, agar menambah kesungguhan dalam belajar agama.

Rabu, 01 April 2009

Ayatul Mufashshalat fi Ahaditsil Musalsalat

Alhamdulilah, dengan karunia Allah SWT Ust Husni telah mencetak sebuah kitab dengan judul " Al-Ayatul Mufashshalat fi Ahaditsi Musalsalaat " kitab ini terdiri dari beberapa hadits musalsal yang penulis riwayatkan dari guru-guru beliau, baik di Mesir, Makkah dan Madinah, Hadits musalsal adalah hadits yang diriwayatkanoleh seseorang dari gurunya dengan gaya, cara, kelakuan, sifat, keadaan, yang sama, dan gurunya meriwayatkannya juga seprti itu sehingga sampai kepada Rasulullah SAW, contohnya : Hadits Musalsal Mahabbah ( kasih sayang ), ketika Nabi meriwayatkan hadits Mahabbah, beliau mengatakan kepada Mu`az Bin Jabal. Inni Uhibbuka ( Saya menyayangimu ), demikian juga Mu`az menyebutkan kata-kata tersebut ketika meriwayatkanya kepada Tabi`in, demikian juga Tabi`in, sampai kepada kita sekarang ini, misanya lagi , hadits musalsal Yaumul A`id ( hari raya ) hadits ini di riwayatkan oleh setiap perawi pada hari raya saja sehingga jadilah dianya Musalsal yang bersangkut dengan masa.

Buku ini telah dihadiahkan kepada Prof.DR. Umar Hasyim, Prof.DR. Muhammad Mahmud Hasyim, Prof .DR. Sa`ad Jawisy, Prof.DR. Rif`at Fauzi , Prof. DR.Abdul Aziz Hanafi, Syeikh Muhammad Ibrahim Al-Kattani, Syeikh Mahmud Said Mamduh, Syeikh Jamal Abu Hannud Al-Falisthini, Syeikh Yusri Rusydi .

Bagi Saudara yang mengiginkannya, silahkan lihat di Rumah negeri Pulau Peneng, Melaka, Syubro, Tonto, Zaqaziq, dan boleh berhubungan terus dengan penulis untuk membacanya secara langsung.

Fadhilah membaca Surah Al-Kahfi

Soal : Adakah kelebihan membaca surah Al-Kahfi pada hari jumat ? :

Jawab : Al-Qur`an adalah kitab suci umat islam yang memiliki kelebihan dari seluruh kitab-kitab yang lain sebelumnya, membaca Al-Qur`an diniliai suatu ibadah yang besar walaupun orang tersebut tidak memahaminya, diantara surah-surah yang memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam membacanya adalah surah Al-Kahfi, demikian juga surah Al-Kahfi memiliki kelebihan dan keistimewaan jika dibaca pada hari Jum`at.