Minggu, 16 Januari 2011

Iktabar, Syawahid, Mutabi`at

Soal : Tolong ustaz terangkan kepada kami tentang Iktabar, Syawahid dan Mutabi`at, atas keterangannya kami ucapkan terima kasih. Solihin dari Trengganu Malaysia.

Jawab : Iktabar, Syawahid, dan Mutabiat adalah istilah-istilah yang terdapat di dalam ilmu musthalah hadis, kami akan mencoba insyaallah menerangkan ketiga istilah itu.
Iktibar adalah masdar dari kata Iktabara atas timbangan Ipta`ala, yang asal kalimatnya `Abara.
Iktibar menurut bahasa : Di hormati, di pertimbangkan, di perhitungkan.

Hubungan Iktibar menurut bahasa dan iktibar menurut istilah adalah : Dengan adanya iktibar sanad yang sedang di teliti mampu di pertimbangkan kedudukannya, adakah terdapat riwayat yang sama dengan sahabat yang sama, atau riwayat yang sama dengan sahabat yang berbeda pula. 
 
Iktibar menurut istilah : Penelitian terhadap satu hadis, apakah terdapat Mutabi`at atau Syawahid.

Dengan begitu jelaslah bahwa penelitian tersebut dikenal dengan " Iktibar", tetapi dari mana kita teliti adanya Sywahid dan Mutabi`at ? 
Penelitian tersebut terdiri dari kitab-kitab induk hadis seperti :

1 - Jami` seperti Jami` Sohih Bukhari dan Muslim, Jami Tirmidzi.
2 - Sunan seperti Sunan Abu Daud, Sunan Nasa`i, Sunan Ibnu Majah, Sunan ad-Darimi.
3 - Sohih seperti Sohih Bukhari, Sohih Ibnu Khuzaimah, Sohih Ibnu Hibban.
4 - Mustarak seperti Mustadrak Imam Hakim.
5 - Mustakhraj, seperti Mustakhraj Sohih Bukari karangan Abu Bakar al-Ismaili.
6 - Mu`jam, seperti Mu`jam al-Kabir, Mu`jam al-Ausoth, Mu`jam as-Soghir karangan Imam Thabrani.
7 - Mushannaf, seperti Musannaf Abdurrazaq.
8 - Dan lain-lain.

Mutabi`at : Mutabi`at adalah jamak dari Mutabi` menurut bahasa Mengikuti, karena Mutabi` ini ikut juga meriwayatkan seperti hadis yang di iktibar.

Mutabi` menurut istilah : Keikut sertaan seorang periwayat dalam meriwayatkan satu hadis yang telah diriwatkan oleh orang lain baik dari seluruh sanadnya ( dari guru siperiwayat sampai ke Sahabat ) atau keikut sertaan tersebut pada sebahagian sanad Syeikhnya sampai keatasnya.

Mutabi` terbagi dua :
1 - Mutabi` Tam ( mutabi` yang sempurna ) ;  Jika keikut sertaan si periwayat akan periwayat yang lainnya pada satu riwayat hadis dari seorang Syeikh, terdiri dari pangkal sanad sampai kepada seorang sahabat Rasul s.a.w. maka di sebut Mutabia`at sempurna.

2 - Mutabi`at Qashir ( Mutabi`at yang pendek ), jika keikut sertaan si periwayat akan riwayat yang lainnya didalam sebahagian sanad saja sampai kepada seorang sahabat Rasul s.a.w, maka disebut Mutabi`at yang pendek.

Contohnya :
Hadis yang di riwayatkan oleh Imam Syafi`i di dalam kitabnya " al-Umm " :

Imam Syafi`i berkata : Dari Malik, Dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, beliau berkata : Rasulullah s.a.w bersabda : 
 الشهر تسع وعشرون، ولا تصوموا حتى تروا الهلال، ولا تفطروا حتى تروه ، فإن غمّ عليكم فأكملوا العدة ثلاثين يوما

Artinya : " Sebulan itu sejumlah 29 hari, dan janganlah kamu berpuasa sehingga melihat anak bulan, dan janganlah kamu berbuka sehingga melihat anak bulan, jika awan menutup pandangan kamu maka hendaklah sempurnakan jumlahnya tiga puluh hari ( H.R Imam Syafi`i didalam kitab al-Umm ).

Seluruh riwayat kitab Muwatta` dari riwayat Imam Malik, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar dengan lafaz : 
فإن غم عليكم فاقدروا له
artinya : jika awan menutup pandangan kamu maka hendaklah hitungkan baginya. ( H.R Malik dari seluruh riwayat Muwatta` ).

Imam Baihaqi telah menyebutkan bahwa Imam Syafi`i saja yang meriwayatkan seperti itu, sebab itulah beliau memasukkan riwayat Imam Syafi`i tersebut didalam kumpulan hadis gharib.

Tetapi jika kita lihat dan kita teliti ( dengan sistem iktibar ) maka kita dapati bahwa riwayat Imam Syafi`i ini memiliki " Mutabi` " didalam sohih Bukhari.

Berkata Imam Bukhari : Menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah al-Qa`nabi, menceritakan kepada kami Malik, dari Abdullah bin Dinar,dari Ibnu Umar, berkata beliau : Rasulullah bersabda :

 الشهر تسع وعشرون، ولا تصوموا حتى تروا الهلال، ولا تفطروا حتى تروه ، فإن غمّ عليكم فأكملوا العدة ثلاثين يوما

Artinya : " Sebulan itu sejumlah 29 hari, dan janganlah kamu berpuasa sehingga melihat anak bulan, dan janganlah kamu berbuka sehingga melihat anak bulan, jika awan menutup pandangan kamu maka hendaklah sempurnakan jumlahnya tiga puluh hari ( H.R. Bukhari ).

Ini disebut dengan " Mutabi`at Tammah " atau Mutabi`at yang sempurna, karena Imam Bukhari meriwayattkan dari gurunya Imam Qa`nabi, sementara Imam Qa`nabi meriwayatkan langsung kepada Imam Malik, persamaan sanad dimulai dari Imam Maliksampai kepada Abdullah bin Umar.

Ternyata bukan itu saja, kita dapati juga mutabi`at Qashir atau mutabi`at yang pendek di dalam Sohih Ibnu Khuzaimah :

Dari riwayat `Ashim bin Muhammad, dari ayah beliau Muhammad bin Zaid, dari kakek ( datok ) beliau Abdullah bin Umar : dari Rasulullah s.a.w : dengan lafaz : فكملوا ثلاثين
Artinya : Sempurnakanlah tiga puluh hari ( H.R Ibnu Khuzaimah )

Ini disebut juga dengan Mutabi`at Qashir sebab persamaannya hanya pada sahabat saja.

Syawahid : Syawahid adalah jamak dari Syahid isim fa`il dari Syahada menurut bahasa berarti : Yang menyaksikan, sebab Syahid ini menyaksikan bahwa hadis tersebut memiliki jalur sanad yang lain sehingga mengkuatkan kedudukan hadis tersebut.

Sementara Syahid menurut istilah adalah : Keikut sertaan seorang sahabat akan sahabat yang lainnya dalam meriwayatkan satu hadis, sama ada hadis tersebut sama menurut lafaz atau menurut makna.

Misal : Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Nasa`i :

Dari Muhammad bin Hunain, dari Abdullah bin Abbas dari Rasulullah s.a.w :


 الشهر تسع وعشرون، ولا تصوموا حتى تروا الهلال، ولا تفطروا حتى تروه ، فإن غمّ عليكم فأكملوا العدة ثلاثين يوما

Artinya : " Sebulan itu sejumlah 29 hari, dan janganlah kamu berpuasa sehingga melihat anak bulan, dan janganlah kamu berbuka sehingga melihat anak bulan, jika awan menutup pandangan kamu maka hendaklah sempurnakan jumlahnya tiga puluh hari ( H.R. Nasa`i ).

Hadis ini disebut sebagai syahid hadis Imam Syafi`i, sebab hadis  Imam Syafi`i dari riwayatkan oleh Abdullah bin Umar, sementara hadis Imam Nasa`i dari riwayat Abdullah bin Abbas, kemudian Syahid hadis ini juga syahid lafazi, sebab lafaznya sama dengan lafaz hadis Imam Syafi`i.

Ada juga terdapat syahid secara makna didalam kitab sohih Bukhari dari riwayat Muhammad bin Ziyad, dari Abu Hurairah dengan lafaz :


فإن غم عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين

Artinya : " Jika awan menutup pandangan kamu, maka hendaklah sempurnakan sya`ban dengan tiga puluh hari " ( H.R .Bukhari ).


Rujukkan :

1 - Nuzhatun Nazhor : 40, karangan Imam al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani, Maktabah Awlad Syeikh Lit Turats, Kairo 2004.

2 - Fathu al-Mughits Syarah al-Fiyahal-Hadis karangan al-Hafiz as-Sakhawi : 1 / 227, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah , 1421 - 2001.


3 - Minhaju Dzawi an-Nazhor : 87, karangan Syeikh Muhammad Mahfuz bin Abdullah at-Tarmisi, Maktabah Musthafa al-Halabi cetakan  ke empat 1406 - 1985.

Tidak ada komentar: