Sabtu, 26 Desember 2009

`Asyura yang mulia


`Asyura` merupakan hari yang kesepuluh dari bulan muharram, memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan, sebab itu umat islam sangat bergembira menyambut kedatangannya, tetapi bagaimana cara kita menyambut `Asyura` yang mulia, apakah dengan memukul-mukul badan dan kepala? apakah dengan menangis? sebagaimana yang dilakukan kaum syi`ah?, apa yang dilakukan oleh kaum syi`ah tidak ada sangkut pautnya dengan kebesaran `Asyura`, sebab Raulullah saw telah mengajar kita bagaimana caranya merayakan `Asyura tanpa membuat sesuatu yang bid`ah dan tidak dibenarkan islam, diantara salah satu sambutan `Asyura adalah berpuasa pada hari tersebut.

Fadhilah puasa `Asyura

Rasulullah telah menyebutkan kelebihan puasa pada hari `Asyura, diantara hadithnya :

1 - Dari Abi Qatadah, Rasul bersabda:

صيام يوم عاشوراء إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله

ِArtinya : Berpuasa pada hari `Asyura aku berharap Allah mengampunkan dosa ( orang yang berpuasa ) se tahun yang lalu. ( H.R Muslim ).

2 - Dari Abdullah bin Umar, Rasul bersabda :

يوم عاشوراء إن شاء صام

Artinya : Pada hari `Asyura bagi yang ingin berpuasa maka berpuasalah. ( H.R Bukhari no 2000).

Apakah dosa yang diampunkan itu dosa besar dan kecil atau dosa kecil saja?

Dalam permasalahan ini terdapat perbedaan pendapat diantara ulama, menurut al-Hafiz Ahmad Shiddiq al-Ghumari puasa hari `Asyura dapat mengampuni dosa besar dan kecil, sebagaimana didalam buah karya beliau " Tanwir al-Abshor wa al-Basho-ir " sementara para jamhur ulama berpendapat puasa pada hari `Asyura dapat mengampuni dosa kecil saja.

Puasa hari `Arafah dapat mengampuni dosa-dosa yang telah dilaksanakan setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang, jika puasa `Asyura dapat mengampuni dosa setahun yang lalu, maka apakah yang akan diampuni jika dosa setahun yang lalu telah diampuni dengan sebab puasa `Arafah?

Jika dosa setahun yang lalu telah diampuni dengan sebab puasa hari `Arafah maka pengampunan sebab puasa `Asyura itu berubah menjadi penaikan pangkat dan derajat seseorang yang berpusa pada hari `Asyura.

Hukum puasa pada hari `Asyura

Puasa `Asyura hukumnya sunnah hal ini telah menjadi ijmak ulama, tetapi Qadhi `Iyadh menukilkan bahwa ada sebahagian salaf yang berpendapat bahwa puasa `Asyura itu waji dan tidak dimansukhkan, kemudian beliau menjelaskan bahwa pendapat tersebut telah hilang dan tidak digunakan lagi, sehingga hukum puasa `Asyura menjadi ijamak ulama tentang kesunnahannya.

Hukum puasa `Asyura sebelum datangnya kewajiban puasa Ramadhan.

Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban puasa `Asyura sebelum datangnya perintah puasa Ramadhan.

Pendapat pertama : Puasa pada hari `Asyura sebelum datangnya perintah puasa Ramadhan hukumnya wajib, pendapat ini di sokong oleh Imam Abu Hanifah dan sebahagian kecil ulama mazhab Syafi`i, adapun dalil yang mereka gunakan adalah hadith yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Salam bin Akwa` beliau berkata :

أمر النبي صلى الله عليه وسلم رجلا من أسلم أن أذن في الناس أن من كان أكل فليصم بقية يومه، ومن لم يكن أكل فليصم فإن اليوم يوم عاشوراء

Artinya : Nabi saw memerintahkan kepada seorang lelaki dari qabilah Aslam agar memberi tahu kepada orang-orang bahwa siapa yang telah makan maka hendaklah berpuasa selebihnya, dan orang yang belum makan hendaklah berpuasa, karena hari ini adalah hari `Asyura.

Pendapat kedua : Puasa pada hari `Asyura sebelum datangnya perintah puasa Ramadhan hukumnya sunnah, pendapat ini didukung oleh kebanyakkan ulama dan Mazhab Syafi`i, diantara dalil yang mereka gunakan adalah hadith yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Mu`awiyah bin Abi Sufyan , Rasul bersabda :

إن هذا اليوم يوم عاشوراء ولم يكتب عليكم صيامه وأنا صائم فمن شاء صام ومن شاء فليفطر

Artinya : Sesungguhnya hari ini adalah hari `Asyura, tidak diwajibkan kepada kamu berpuasa `Asyura, tetapi saya berpuasa, barangsiapa yang ingin puasa maka silahkan berpuasa, jika tidak maka berbukalah.

`Asyura itu pada hari yang kesepuluh Muharram atau yang kesembilan?

Ulama berbeda pendapat dalam menentukan `Asyura itu hari kesepuluh dari bulan Muharram atau hari yang kesembilannya.

Pendapat pertama : `Asyura adalah hari yang kesepuluh dari bulan Muharram, ini pendapat dari kalangan kebanyakkan ulama, diantaranya adalah Sa`id bin Musayyab, Hasan al-Basri, Malik, Syafi`i, Ahmad, Ishaq, Nawawi, Ibnu Munir dan banyak lagi.

Pendapat kedua : `Asyura adalah hari yang kesembilan dari bulan Muharram, diantara yang berpendapat seperti ini adalah




Minggu, 20 Desember 2009

Menyambut tahun Baru islam

Ustaz Husni sebelum memberi sedikit ucapan dalam menyambut tahun baru islam di depan masyarakat Mesir di sebuah kota kecil Kumannur.

Dalam menyambut tahun baru hijriyah 1431 H diisi dengan ziarah ke makam Syeikh Sya`rawi di Daqadus Mitghamr.( foto ust Husni Ginting dan Ust Basyir Kelantan )


Ust Husni Ginting beserta Ust Muhsin Kedah di depan malam Syeikh Sya`rawi Mufassir abad ke lima belas Hijriyah

Berfoto bersama didepan makam Syeikh Sya`rawi seoramg ulama besar yang masih tetap hidup namanya didalam hati orang-orang arab terutama orang Mesir.

Hari Jum`at adalah hari jatuhnya tahun baru islam tahun 1431 H, tahun baru umat islam yang perlu dihormati dan dibesarkan, sebahagian masyarakat umat islam tidak mengetahui apa yang disebut tahun baru islam, sebahagian juga ada yang tidak mengetahui bulan-bulan islami, yang mereka tahu cuma bulan ramadhan, sebab itulah perlu adanya perayaan hijriyah yang mengajarkan tentang semangat dakwah dan kebenaran, perayaan hijriyah juga gunanya untuk mengingati kembali sejarah yang telah lama terjadi tetapi perlu di ingat kembali bagaimana hijrahnya Nabi Muhammad saw yang membawa risalah Allah, perjalanan yang sangat melelahkan, pengorbanan yang penuh rintangan, bertarung nyawa dan harta, perpindahan yang akan membuat kejayaan yang gemilang dengan izin Allah.

Imam Ali telah mengambil posisi tempat tidur Rasul, selimut Rasul telah menutup tubuh sang pemuda pemberani yang siap mengorbankan jiwa raganya, rencana ini gunanya adalah agar orang kafir masih tetap mengawasi rumah Rasul sehingga Rasul dengan mudah untuk berjalan menuju hakuan yang telah di rencanakan.

Sesosok tubuh yang berjalan ketakutan kemuka dan kebelakang Rasul, muka pucat hati berdebar, tubuh gemetar, namun beliau bukan takut pada dirinya yang mungkin saja pedan menghunus dan menancap ke perut yang kosong dari makanan, tetapi takut dengan jiwa Rasul yang terancam dari serangan kaum kafir, Abu Bakar seorang sahabat yang sejati mampu mencurahkan dan mengorbankan dirinya demi Rasulullah saw, merasa resah terhadap Rasulullah, ini adalah gambaran sahabat sejati yang terlukis disejarah hijrahnya Nabi.

Seorang wanita yang bukan hanya mampu menangis dan meneteskan air mata, tapi mampu juga berjuang untuk meninggikan kalimat Allah di bumi yang fana, keberanian yang menurun dari sang ayah yang telah berkorban jiwa dan harta, tidak takut dengan ancaman orang-orang kafir yang tidak kenal dosa, beliau datang membawa makanan untuk diberikan kepada Rasul dan ayahnya, menambat kambing di tepi gunung agar tidak dicuriga, sungguh berani Sayyidah Asma` untuk mengantar makana, sehingga sejarah mengenang segala jasa-jasanya.

Hijrahnya Nabi merupakan satu momentum yang sangat istimewa, perlu di ingat kembali sehingga kita memiliki semangat untuk berjuang meninggikan islam di permukaan bumi ini, janganlah kiranya cerita hijrah terpendam di buku-buku sejarah saja, tetapi perlu dibaca dan di jadikan barometer untuk memupuk semangat kita agar berjuang untuk agama Allah.

Rabu, 16 Desember 2009

Mud Nabi Muhammad saw

Gambar Syeikh Musthafa Husein al-Mandili pengasas pondok Musthafawiyah


Banyak diantara kita yang belum mengetahui apa yang dimaksud Mud Nabi Muhammad saw, Mud adalah satu takaran yang pernah di gunakan oleh Nabi Muhammad saw pada masa dahulu, takaran ini terkadang untuk mengukur berapa banyaknya nabi menggunakan air dalam berwudhu`, terkadang untuk membayar Fidyah dan selainnya, begitu penting sekali mengetahui jumlah ukuran dari takaran Mudnya Nabi Muhammad, terlebih-lebih bagi seseorang yang ingin selalu mengikuti sunnah dan prilaku Nabi Muhammad saw.

Selasa, 15 Desember 2009

Membayar nazar puasa


Soal : Syeikh Husni saya memiliki teman akrab yang telah meninggal dunia, beliau memiliki nazar puasa yang saya saja yang tahu hal tersebut, apakah yang saya lakukan dalam membayar utang teman saya tersebut.
Jawab : Anda mesti member tahu pihak wali teman anda tersebut, yakni keluarga terdekatnya seperti ayah, ibu atau adek beradek, agar mereka yang membayar utang nazar yang telah di ucapkan oleh teman anda, sebab nazar wajib di bayar .

Senin, 14 Desember 2009

Hadith Ibnu Mas`ud

Soal : Hadith : “ Apa –apa menurut pendapat orang Muslim itu baik, maka ia juga baik di sisi ALlah. Dan apa-apa menurut pendapat orang Muslimin itu buruk, maka ia adalah buruk di sisi ALlah" Apakah hadith ini terdapat pada Sohih Bukhari

Jawab : Hadith yang saudara ungkapkan teksnya adalah :

ما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وما رآه المسلمون قبيحا فهو عند الله قبيح

Artinya : Apa-apa yang menurut orang Muslim itu baik, maka ia baik juga disisi Allah, dan apa –apa yang menurut pendapat orang Muslim itu buruk, maka ia buruk juga disisi Allah.


Kamis, 10 Desember 2009

Obama menerima Nobel perdamaian


Presiden Amerika Serikat Barack Obama menerima hadiah Nobel perdamaian pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2009 di Oslo Ibukota Norwegia, hadiah tersebut diberikan memandang Obama berhasil dalam menciptakan perdamaian.

Yang menjadi pertanyaan , apakah memang hadiah Nobel itu patut diberikan kepada Obama, sebesar manakah keberhasilannya dalam menciptakan perdamaian di dunia, tentu jika kita melihat secara jujur Obama bukanlah sosok yamng patut mendapatkan hadiah Nobel perdamaian, sebab masih banyak agendanya yang belum berjalan, apalagi peperangan di sana-sini masih saja betebaran di muka bumi ini, tugas Obama untuk menciptakan perdamain dunia belum mencapai tahap yang memuaskan, bahkan cendrung menambah peperangan.

Kita lihat apa yang terjadi di Irak pemboman dan peperangan masih lagi berjalan ratusan orang mati dalam kekacauan yang terjadi di Irak, keamanan tidak pernah terwujudkan di Irak, rakyat Irak menjadi sengsara, demikian juga nasib rakyat Afganisthan tidak jauh bedanya dengan rakyat Irak, setiap harinya mesti mendengarkan bunyi dentuman bom yang meregut nyawa orang-orang yang tak berdosa, tapi yang sangat menyedihkan bila Obama telah memutuskan untuk mengirim tentera tambahan ke Afganisthan, hal ini menunjukkan bahwa Obama sebenarnya tidak menginginkan perdamaian diantara Amerika dan umat islam, bahkan Obama cendrung mengikuti jejak langkah pendahulunya Bush.

Palestina adalah negara yang tidak pernah merasakan kedamaian, sebuah negara yang tidak memiliki kekuatan dan persenjataan yang handal menjadi mangsa kebuasan negara Israel yang biadab, perundingan demi perundingan tekah dilaksanakan tetpi tidak menghasilkan jalan keluar yang memuaskan, bahkan Obama tidak mampu menekan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman bangsa Israel di tanah Palestina, belum ada kemajuan dalam perdamaian antara Palestina dan Israel ketika Obama sudah menjabat sebagai presiden, bahkan hak-hak rakyat Palestina dilupalan begitu saja, kekejaman dan keberutalan kaum Yahudi kepada warga Palestina masih dibiarkan, berapa banyak nyawa yang melayang diakibatkan oleh serangan tentera Israel.

Kegagalan Obama dan menciptakan perdamaian dunia adalah tanda yang cukup jelas betapa tidak pantasnya Obama menerima hadiah Nobel perdamaian, sehingga banyak dikalangan orang yang mengkeritik penerimaan hadiah Nobel tersebut, terlebih-lebih umat islam yang telah Obama sakit hatikan, umat islam telah berharap agar Obama dapat memberikan angin segar kepada negara-negara Islam yang dilanda permasalahan ketika pidato yang beliau ucapkan di Cairo Mesir, tetapi mungkin Obama melupakan isi pidatonya tersebut dan lebih mementingkan keuntungan Amerika dan umat Yahudi di dunia.

Selasa, 08 Desember 2009

Ibnu ishaq Sohibul Maghazi

Soal : Ada yang tidak menerima Imam Ibnu Ishaq sehingga menuduh beliau Syi`ah, dan menolak segala riwayatnya, bolehkah Syeikh jelaskan keadaan Ibnu Ishaq menurut ulama yang dapat di pegang ?

Jawab : Nama lengkap Imam Ibnu Ishaq ialah Muhammad bin Ishaq bin Yasar bin Khiyar, beliau dilahirkan pada tahun 80 hijriyah, melihat Anas bin Malik dan Sa`id bin Musayyab, beliaulah yang pertama sekali membukukan ilmu di kota Madinah, beliau seorang yang paling hebat dalam periwayatan Maghazi ( cerita peperangan Rasulullah ).

Imam Zuhri berkata : Senantiasa kota Madinah dalam keadaan melimpah dengan ilmu selama didalamnya terdapat Ibnu Ishaq. ( Siyar `Alam Nubala` : 7/29 ).

Imam Syafi`i berkata : barang siapa yang ingin mahir didalam ilmu Maghazi maka dia itu anak kecil dihadapan Imam Muhammad bin Ishaq. ( Siyar `Alam Nubala` : 7 / 29 ) .

Berkata Ibnu Abi Khaitsamah: Aku bertanya kepada Yahya nim Ma`in tentang Ibnu Ishaq, beliau mengatakan, telah mengatakan kepada `Ashim bin Umar bin Qatadah : Senantiasa manusia hidup didalam ilmu selama hidup Ibnu Ishaq.

Imam Zahabi berkata : Imam Ibnu Ishaq sangat alim didalam Maghazi.

Berkata Imam Syu`bah : Muhammad bin Ishaq Amirul Hadits dalam penghapalannya.

Masih banyak lagi ulama-ulama yang memuji beliau, daik dari segi hapalannya maupun kehebatannya dalam Maghazi,.

Adapun orang yang mentajrihnya adalah Hisyam bin Urwah dan Imam Malik bin Anas

1 - Hisyam BinUrwah berkata : Ibnu Ishaq pendusta.

ini disebabkan oleh Ibnu Ishaq berkata bahwa dia meriwayatkan dari isteri Hisyam.

Imam Zahabi berkata : Sangakaan demikian bahwa beliau telah mengambil dari Tabi`in dan Shahabiyat, karena mungkin saja beliau masuk ke istri Hisyam , dan beliau melihat nya ketika masih kanak-kanak, dan menghapal darinya, dan mungkin juga beliau mengambil riwayat tersebut ketika isteri Hisyam sudah tua, karena isterinya lebih tua sepuluh tahun dari Hisyam.

tunggu lanjutannya...

Senin, 07 Desember 2009

Hukum membaca al-Fatihah dalam pembukaan majlis


Soal : Syeikh apakah hukum pembacaan al-Fatihah sebelum membuka majlis, mengingat kami selalu membuka majlis dengan al-Fatihah, dan ada orang mengatakan bahwa itu tidak berdasarkan hukum.

Jadwal pengajian


1 - Jum`at : Setelah solat jum`at Pembacaan Shahih Bukhari , tempat : Sahah Hasyimiyah Bani Amir, Guru : Syeikh Muhammad Mahmud Abu Hasyim Dekan Fakultas Usuluddin al-Azhar cabang Zaqaziq, pembaca Syeikh Muhammad Husni Ginting.

2 - Sabtu : Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Syarah Ibnu Aqil ( Nahu ), Syarah hadits Jibril, setelah Shalat maghrib sampai pukul : 20 : 30, tempat Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting .

3 - Ahad : Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Syarah Ibnu Aqil ( Nahu ), Syarah hadits Jibril, setelah Shalat maghrib sampai pukul : 20 : 30, Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting .

4 - Senin : Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Syarah Ibnu Aqil ( Nahu ), Syarah hadits Jibril, setelah Shalat maghrib sampai pukul : 20 : 30, Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting .

5 - Selasa : Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Syarah Ibnu Aqil ( Nahu ), Syarah hadits Jibril, setelah Shalat maghrib sampai pukul : 20 : 30, Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting .

6 - Rabu : Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Bidayah al-Hidayah, setelah shalat asar , bertempat di Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting .

7 - Kamis :Mu`atha Imam Malik , Pagi pukul : 07.00 sampai 08.00., Safinatun Najah : setelah maghrib, bertempat di Sahah al-Husofiyah al-Langkatiyah, guru : Syeikh Muhammad Husni Ginting.

di susun oleh Abdi dalam

Minggu, 06 Desember 2009

Syeikh Abdul Qadir bin Sobir al-Mandaili



Syeikh Abdul Qadir bin Sobir al-Mandaili dilahirkan di sebuah desa bernama Huta Siantar, Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatra Utara Indonesia,dari kecilnya beliau sangat rajin belajar agama, ditambah lagi lingkungannya yang sangat kuat dengan pendidikan agama, beliau berangkat ke Makkah Mukarramah ketika berusia masih kecil, di Makkah beliau sibuk belajar agama kepada ulama-ulama Makkah di Masjidil Haram.



Pondok Pesantren Raihanul Jannah Pasar Maga Mandailing

Mandailing merupakan bahagian dari Sumatra Utara, daerah ini sangat jauh dari ibukota propinsi Sumatra Utara Medan, letaknya berdekatan dengan propinsi tetangga Sumatra Barat, di daerah Mandailing sangat terkenal dengan jiwa-jiwa agama yang kental dari adat istiadat kaumnya, tidak heran mandailing merupakan daerah yang memiliki banyak pondok pesantern yang mengeluarkan ulama-ulama yang pintar dan alim, diantara pondok pesantern yang mulai terkenal adalah pondok Pesantren Raihanul Jannah.

Pesantern ini didirikan oleh seorang Syeikh yang alim bernama Syeikh Haji Abdul Malik Raihan bin Abdul Qadir Rangkuti al-Mandaili, didirikan pada tahun 2000 Masehi, di daerah Pasar Maga Mandailing Natal, pelajarnya kini semangkin bertambah banyak, ada juga dari luar propinsi Sumatra Utara, pelajaran yang ada di pondok pesantren ini hampir sama dengan pelajaran yang ada di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

Syeikh Abdul Malik Raihan di lahirkan pada tahun 1958 Masehi di Pasar Maga , setelah belajar mengaji dari orang tuanya beliau masuk ke Pesantren Musthafawiyah Purba Baru pada tahun 1972 M, dan berhasil menamatkan pendidikanya pada tahun 1976 M, kemudian melanjutkan pendidikannya di Darul Ulum Makkah Mukarramah pada tahun 1979 M, dan berhasil mendapatkan Syahadah Darul Ulum pada tahun 1983 M, kemudian pulang ke Indonesia pada tahun 1999 M, dan mendirikan pesantren Raihanul Jannah pada tahun 2000 M.

Pesantren ini berkembang pesat al-Hamdulillah berkat kegigihan beliau sehingga muridnya sekarang mencapai kurang lebih seribu orang.

Masjid Azizi Langkat

Masjid Azizi merupakan mesjid yang tertua di Langkat, terletak di seuah kota tua Tanjung Pura di kabupaten Langkat, masjid ini merupakan aset nasional yang perlu dipelihara, umurnya yang sudah tua lapuk diusung masa.

Masjid Azizi didirikan oleh Sultan Tengku Abdul Azizi Abdul Djalil Rahmat Syah yang memerintah negeri melayu Langkat
yang makmur berkuasa pada tahun 1897-1927 M, beliau adalah Sultan Negeri Langkat setelah Sulthan Haji Musa al-Khalidy al-Mu`azam Syah yang memrintah pada tahun 1830-1897 M.

Masjid ini didirikan pada tahun 12 Rabiul Awal tahun 1320 H, kemudian diberi nama dengan Azizi sesuai dengan nama Sulthan Tengku Abdul Aziz, masjid ini memiliki kemegahan dan keindahan, masjid ini
dapat menampung ribuan jema`ah, berdiri di tanah seluas 18.000 M2 dan selesai di bangun dalam tempo waktu 18 bulan, dibuat oleh kontraktor berkebangsaan Jerman.





Masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang canting disekeliling dindingnya, tiang yang terletak di terasa masjid terbuat dari besi yang di ukir rapih, warna hijau dan kuning menambah keserasian masjid yang megah ini, kubah megah yang berwarna hitam merupakan bahagian yang terpenting dari kecantikan masjid ini, didalamnya terdapat mimbar yang tinggi tempat berdirinya khatib, dibawah kubah terdapat untaian lampu gantung menghiasi keindahan masjid, masjid ini memiliki satu menara tinggi yang indah terpisah dari bangunan masjid, dibahagian kiblat masjid terdapat tempat perkuburan Sulthan-Sulthan Langkat, dan makam pejuang Indonesia Tengku Amir Hamzah pujangga baru yang terbujur di pusaranya.

Kini masjid Azizi masih bediri megah sebagai bukti bahwa kerajaan melayu Langkat pernah berdiri dengan makmur, masjid ini selalu menjadi tempat kunjungan umat islam baik dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Pelarangan mendirikan menara masjid


Seluruh organisasi islam sedunia mengungkapkan kecemasannya atas hasil suara rakyat Swiss dalam pelarangan mendirikan menara masjid dinegara mereka, hal ini akan mengganggu keharmonisan antara umat beragama, setiap lembaga-lembaga islam mennyatakan protesnya terhadap apa yang telah terjadi dinegeri Swiss, pelarangan tersebut melanggar kesepakatan dunia dalam beragam etnis dan agama, umat islam di Swiss berjumlah 350.000 jiwa, 4,5 % berasal dari penduduk asli, selebihnya berasal dari pendatang yang datang dari Yugosalavia dan Turki, sementara di Swiss terdapat sebanyak 160 masjid empat diantaranya memiliki menara. Ketakutan garis keras kristen atas penebaran islam di Swiss membawa mereka untuk melancarkan gerakan anti islam dan lambang-lambang islam, menara masjid menurut pandangan mereka adalah salah satu lambang kekuatan islam yang mulai menyebar cepat dinegeri Swiss, ketakutan tersebut tidak memiliki alasan yang tidak kuat, sebab umat islam di Swiss dapat bersatu dengan penduduk Swiss yang tidak beragama islam. Dalam hal ini Imam al-Akbar Syeikh Sayyid Tontowi, Mentri hal ihwal islam Mesir Hamdi Zaqzuq, dan Mufti Mesir Doktor Ali Jum`at mengadakan pertemuan dengan duta besar Swiss membahas pelarangan untuk mendirikan menara masjid di Swiss. Kita berharap pemerintah Swiss dapat mencabut kembali peraturan yang melarang pendirian menara masjid di Swiss sebab hal tersebut dapat merusak persahabatan antara umat islam dan kristen di dunia, juga merusak hubungan pemerintah Swiss dengan negara-negara islam di dunia.

Jumat, 04 Desember 2009

Ijtihad orang awam bid`ah terbesar

Pada masa ini kita banyak melihat sebahagian kalangan menyebar isu untuk berijtihad dan membuat pembaharuan, apakah yang mereka maksud ijtidah tersebut dengan cara mengambil dalil dari al-Qur`an dan hadits secara langsung atau berijtihad dengan cara mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya, jikalau mereka bermaksud agar orang semua meninggalkan mazhabnya dan berpaling kepada mazhab Ibnu Taimiyah maka itu bukan Ijtihad tetapi satu kesalahan besar sebab ibnu Taimiyah bukan seorang nabi yang maksum, apalagi Ibnu Taimiyah tidak sebanding dengan keilmuan imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi`i, Imam Ahmad, betapa buruknya perangai orang yang menghina seseorang yang bertaqlid dengan imam-imam yang empat padahal dia juga bertaqlid dengan Ibnu Taimiyah yang di ikhtilafkan tentang kebenaran aqidah dan pemahamannya, tidak malulah orang tersebut dengan berkedok ijtihad menghina para ulama yang telah berusaha menerangkan islam lewat ijtihad imam-imam meraka, hadits yang mereka seru adalah tidak lain hadits yang digunakan oleh Ibnu Taimiyah dalam mendirikan pemahamannya, sementara pemahaman tersebut belum berarti benar semuanya, kenapa mengatakan orang yang mengikuti mazhab zumud tetapi diri sendiri juga mengikuti mazhabnya ibnu Taimiyah, tetapi jika benar mereka langsung mengambil berijtihad dari pendapat mereka sendiri, ini juga sebuah musibah yang sangat besar, sebab mereka belum sampai kepada derajat mujtahid tetapi ingin menjadi mujtahid, hal ini yang sangat dikecam oleh para ulama dari zaman dahulu sampai sekarang, berlagak seorang mujtahid tetapi seorang penipu yang menipu diri dan umat, ini adalah sebesar-besar bid`ah yang sangat ditakutkan, terkadang seseorang telah mengaku mujtahid tetapi berbahasa arab pun tidak pandai, nahu berantakkan, baca al-Qur`an bersalahan, dari pada sibuk berijtihad lebih bagus betulkan dulu cara membaca al-Qur`an.

Kamis, 03 Desember 2009

Ratu Fatimah asy-Sifa` as-Sanusi



Beliau adalah Ratu Libya yang terakhir anak dari seorang mujahid terkenal Ahmad Syarif as-Sanusi gubernur khalifah Utsmaniyah di benua Afrika dan sebagai pahlawan Arab dibahagian daerah barat.

Beliau dilahirkan disebuah kampung bernama al-Kafrah di bahagian gurun pasir Libya pada tahun 1911 Masehi, didalam lingkungan agama sebab orang tua beliau seorang pemuka agama yang masih berketurunan Rasulullah, beliau tinggal dikampung ini selama tujuh tahun lamanya, kemudian meninggalkan kampung halamannya beserta pengungsi yang terdiri dari wanita dan anal-anak ke negara Mesir dengan menunggang unta, perjalanan ini sangat meletihkan sekali karena menghabiskan masa selama tujuh belas hari.

Kesalahan dalam membaca nama dan nasab

Dari zaman dahulu para ulama menuntut ilmu dari mulut ke mulut bukan saja berpandukan sebuah buku, ketika buku dibaca terkadang seorang Syeikh memperbaiki dan mengkritik apa yang telah tertulis, sebab bukan tidak mungkin penyalin buku tersebut tersalah dalam penulisannya.


    Dari sini betapa pentingnya seorang guru yang ahli menetapkan bahwa naskah itu benar atau terdapat kekeliruan, jika keliru dalam penulisan maka sang murid akan menuliskan perbaikan dibahagian sebelah kanannya, jika yang bertukar terdiri dari titik sering disebut Tash-hif, sementra jika yang tertukar itu barisnya sering disebut juga Tahrif, jika tulisannya berkurang dan bertambah juga perlu di perbaiki dan dilihat naskah mana yang benar, terlebih lagi sekarang banyak sekali penerbit-penerbit buku yang tidak bertanggung jawab atas kerja mereka, karena hanya ingin mendapatkan keuntungan yang besar tanpa benar-benar meneliti kesalahan-kesalahan yang terdapat didalam cetakkan meraka, contoh seperti percetakkan Taufiqiyah Cairo, percetakkan Darul Hadits cairo, percetakan Darul Kutub Ilmiyah Lubnan memiliki banyak kesalahan didalam cetakkan mereka.

    
Permasalahan diatas adalah kesalahan didalam tulisan, yang mengetahuinya adalah orang yang benar pakar didalam menentukan naskah-naskah yang benar, disamping itu terdapat juga terkadang kesalahan pelajar atau sang guru dalam menyebut nama seseorang dan nasab kebangsaannya, hal ini terjadi disebabkan mungkin tidak pernah mendengar nama yang disebutkan, atau hanya membaca buku dengan sendiri tidak melalui guru pembimbing, atau disebabkan tidak mengetahui kedudukkan tempat asal orang tersebut, masalah ini sangat penting sekali diperhatikan, sebab para ulama dari jauh hari telah mempersiapkan bagi generasi berikutnya buku-buku Ansab atau asal sebuah negeri seorang ulama dan cara menyebutkannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyebutkannya, contoh seperti buah karya Imam Sayuti didalam buku al-Ansab, memuat nama seorang ulama, asal usulnya nama negerinya cara membacanya, ini semua disebabkan islam telah masuk keseluruh penjuru dunia, sehingga memerlukan keterangan dalam mengungkapkan nasab negeri ulama tersebut.

     
Diantara sebahagian kesalahan dalam menyebutkan nasab negeri ialah :
1 - الإسناوي banyak orang yang membacanya Asnawi dengan mematahkan huruf hamzah, tetapi yang benar adalah Isnawi dengan mengkasrohkan huruf hamzah yang bermaksud dari sebuah daerah Mesir bahagian So`id bernama Isna, tidak terdapat di Mesir daerah yang bernama Asna.
2 - الكتاني ada sebahagian orang membacanya dengan al-Kittani dengan mengkasrohkan huruf " Kaf ", tetapi yang benarnya adalah al-Kattani dengan mematahkan huruf " Kaf " sebuah daerah dibahagian negeri Maroco.
3 - السلفي nisbah seorang ulama terkemuka guru Panglima besar Solahuddin al-Ayyubi, ada sebahagian orang membaca dengan as-Salafi dengan mematahkan huruf " Sin " , tetapi yang benarnya adalah as-Silafi dengan mengkasrohkan huruf " Sin " .
4 - الدهلوي sebahagian orang menyebut dengan ad-Dahlawi dengan mematahkan huruf " Dal", tetapi yang benar adalah ad-Dihlawi dengan mengkasrohkan huruf " Dal " yang bermaksud kepada kota New Delhi di India.
5 - الزركلي sebahagian orang membacanya az-Zarkali dengan mematahkan huruf " Zai " mensukunkan huruf " Ra " dan mematahkan huruf " Lam " tetapi yang benar adalah az-Zirikli dengan mengkasrohkan huruf " Zai " dan huruf " Ra" dan mensukunkan huruf " Kaf ", yang di maksud adalah seorang ahli sejarawan yang hidup dikurun ke empat belas hijriah memiliki sebuah karya berjudul " A`lamu Syarqiyah ".
Masih banyak lagi sebutan-sebutan yang salah dikalangan masyarakat pelajar, itu semua perlu penelitian dari buku yang menceritakan ansab dan nama-nama.
Cara mengetahui sebutan nama dan Ansab :
1 - Dengan melihat dan merujuk buku-buku yang membahas khusus masalah nama dan ansab.
 
2 - Melihat buku-buku Tsabat dan Mu`jam Syuyukh biasanya seorang murid akan menyebutkan cara bacaan nama dan nasab gurunya.
 
3 - Mengembalikan nasab kepada negara asalnya dengan begitu jelaslah cara bacaannya.
 
4 - Mempelajari cara sebutan dari seorang guru yang ahli dalam ilmu sanad, ansab dan nama.

Rabu, 02 Desember 2009

Memperingati dua puluh tahun wafatnya Syeikh Fadani

Seperti biasanya jika telah datang tanggal 28 zulhijjah maka banyak para murid Imam al-Muhammad Yasin bin Muhammad Isa al-Fadani menghadiri upacara Hul peringatan wafatnya Syeikh Muhammad Yasin yang biasanya di selenggara di rumah anak beliau, acara ini biasanya dipimpin oleh khalifah Syeikh Yasin yaitu Syeikh Sayyid Abu Alawi Hamid Alawy al-Kaaf dan Syeikh Muhammad Husni Thamrin al-Banjari.


penulis pernah mengikuti acara ini, kegiatan ini banyak di ikuti oleh murid-murid Syeikh Yasin, wafatnya Syeikh Yasin tidak mengakhiri pengajian yang beliau kelola dan dirikan dirumahnya bahkan diteruskan oleh Khalifah-khalifah beliau, hal ini juga untuk mengenang jasa beliau yang telah menghidupkan ilmu sanad.