Beliau adalah Ratu Libya yang terakhir anak dari seorang mujahid terkenal Ahmad Syarif as-Sanusi gubernur khalifah Utsmaniyah di benua Afrika dan sebagai pahlawan Arab dibahagian daerah barat.
Beliau dilahirkan disebuah kampung bernama al-Kafrah di bahagian gurun pasir Libya pada tahun 1911 Masehi, didalam lingkungan agama sebab orang tua beliau seorang pemuka agama yang masih berketurunan Rasulullah, beliau tinggal dikampung ini selama tujuh tahun lamanya, kemudian meninggalkan kampung halamannya beserta pengungsi yang terdiri dari wanita dan anal-anak ke negara Mesir dengan menunggang unta, perjalanan ini sangat meletihkan sekali karena menghabiskan masa selama tujuh belas hari.
Pada tahun 1930 beliau kawin dengan seorang pria idamannya berasal dari kerabat dekatnya, pria tersebut tidak lain adalah Sayyid Idris anak pamannya, ketika itu Sayyid Idris telah diangkat menjadi Pangeran di sebuah wilayah Libya, mereka berdua tinggal disebuah desa bernama Hamam Marbuth dibahagian barat gurun pasir Mesir, hidup dengan kesusahan dan penderitaan, beliau bersabar dengan hidup kekurangan ketika tercetusnya jihad melawan orang-orang kafir penjajah negeri Libya.
Setelah perang dunia kedua selesai, mereka kembali pulang ketanah airnya, pada tahun 1951 Suaminya diangkat menjadi Raja Libya yang telah merdeka dari penjajahan, dengan begitu Ratu Fatimah diangkat menjadi Ratu Libya menemani sang Raja.
Pada tahun 1969 Ratu Fatimah meninggalkan Libya kali yang terakhir beserta sang suami tercinta Raja Sayyid Idris untuk berobat ke Turki, siapa sangka kepergiannya itu membuat beliau tidak balik kembali ke negerinya Libya sebab setelah sampainya beliau di Turki keadaan Libya menjadi gawat, Mu`ammar Qazafi menggulingkan kerajaan ketika raja berada di luar negara.
Setelah proses pengobatan sang Raja selesai, maka mereka kembali ke Mesir meminta suaka politik, hiduplah beliau beserta suaminya dalam keadaan kekurangan dan kesedihan, sampai akhirnya suami beliau terlebih dahulu meninggalkannya.
Beliau dilahirkan disebuah kampung bernama al-Kafrah di bahagian gurun pasir Libya pada tahun 1911 Masehi, didalam lingkungan agama sebab orang tua beliau seorang pemuka agama yang masih berketurunan Rasulullah, beliau tinggal dikampung ini selama tujuh tahun lamanya, kemudian meninggalkan kampung halamannya beserta pengungsi yang terdiri dari wanita dan anal-anak ke negara Mesir dengan menunggang unta, perjalanan ini sangat meletihkan sekali karena menghabiskan masa selama tujuh belas hari.
Pada tahun 1930 beliau kawin dengan seorang pria idamannya berasal dari kerabat dekatnya, pria tersebut tidak lain adalah Sayyid Idris anak pamannya, ketika itu Sayyid Idris telah diangkat menjadi Pangeran di sebuah wilayah Libya, mereka berdua tinggal disebuah desa bernama Hamam Marbuth dibahagian barat gurun pasir Mesir, hidup dengan kesusahan dan penderitaan, beliau bersabar dengan hidup kekurangan ketika tercetusnya jihad melawan orang-orang kafir penjajah negeri Libya.
Setelah perang dunia kedua selesai, mereka kembali pulang ketanah airnya, pada tahun 1951 Suaminya diangkat menjadi Raja Libya yang telah merdeka dari penjajahan, dengan begitu Ratu Fatimah diangkat menjadi Ratu Libya menemani sang Raja.
Pada tahun 1969 Ratu Fatimah meninggalkan Libya kali yang terakhir beserta sang suami tercinta Raja Sayyid Idris untuk berobat ke Turki, siapa sangka kepergiannya itu membuat beliau tidak balik kembali ke negerinya Libya sebab setelah sampainya beliau di Turki keadaan Libya menjadi gawat, Mu`ammar Qazafi menggulingkan kerajaan ketika raja berada di luar negara.
Setelah proses pengobatan sang Raja selesai, maka mereka kembali ke Mesir meminta suaka politik, hiduplah beliau beserta suaminya dalam keadaan kekurangan dan kesedihan, sampai akhirnya suami beliau terlebih dahulu meninggalkannya.
Pada hari Ahad tarikh 14 Syawal 1430 Hijriyah bertepatan tarikh 3 oktober 2009 beliau menghemuskan nafas terakhir di rumah sakit ash-Shafa Muhandisin Mesir, pada hari senin mayat beliau dibawa ke Madinatul Munawwarah guna di kuburkan di perkuburan Baqi` bersama pusara sang suami tercinta dan kakek beliau Rasulullah saw.
Ratu Fatimah salah seorang wanita yang meriwayatkan hadits Rasulullah, sanadnya sangat tinggi, terlebih lagi beliau meriwayatkan dari ayahnya al-Mujahid as-Sayyid Ahmad Syarif bin Sayyid Muhammad asy-Syarif as-Sanusi dan suaminya Raja Sayyid Idris bin Sayyid Muhammad Mahdi as-Sanusi, sehingga banyak para ulama berlomba-lomba ingin mendapatkan ijazah dari beliau, beliau adalah Ratu yang terakhir sekali di dunia ini meriwayatkan hadits.
Ratu Fatimah salah seorang wanita yang meriwayatkan hadits Rasulullah, sanadnya sangat tinggi, terlebih lagi beliau meriwayatkan dari ayahnya al-Mujahid as-Sayyid Ahmad Syarif bin Sayyid Muhammad asy-Syarif as-Sanusi dan suaminya Raja Sayyid Idris bin Sayyid Muhammad Mahdi as-Sanusi, sehingga banyak para ulama berlomba-lomba ingin mendapatkan ijazah dari beliau, beliau adalah Ratu yang terakhir sekali di dunia ini meriwayatkan hadits.
Diantara orang-orang yang meriwayatkan darinya :
1 - Syeikh Usamah Said Mahmud al-Azhari.
2 - Syeikh Malik Ibnu Arabi as-Sanusi.
3 - Syeikh Khalid Abdul Karim al-Makki.
4 - Syeikh Nafi` Ibnu Arabi as-Sanusi.
5 - Syeikh Muhammad Sa`id Tholah al-Madani.
6 - Syeikh Muhammad Mathrohji al-Lazdzdiqi.
7 - Syeikh Zakaria bin Ismail al-Makki.
8 - Muhammad Husni Ginting.
al-Hamdulillah Penulis ( Muhammad Husni ginting ) mendapatkan ijazah beliau pada tarikh 16 Rajab 1428 Hijriyah dengan perantaraan anak saudaranya Syeikh Sayyid Malik bin Sayyid Arabi bin Sayyid Ahmad Syarif as-Sanusi.
Semoga Allah menerima segala amal baiknya, dilimpahkan rahmat kepadanya, dimaafkan segala dosa-dosanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar