Dari zaman dahulu para ulama menuntut ilmu dari mulut ke mulut bukan saja berpandukan sebuah buku, ketika buku dibaca terkadang seorang Syeikh memperbaiki dan mengkritik apa yang telah tertulis, sebab bukan tidak mungkin penyalin buku tersebut tersalah dalam penulisannya.
Dari sini betapa pentingnya seorang guru yang ahli menetapkan bahwa naskah itu benar atau terdapat kekeliruan, jika keliru dalam penulisan maka sang murid akan menuliskan perbaikan dibahagian sebelah kanannya, jika yang bertukar terdiri dari titik sering disebut Tash-hif, sementra jika yang tertukar itu barisnya sering disebut juga Tahrif, jika tulisannya berkurang dan bertambah juga perlu di perbaiki dan dilihat naskah mana yang benar, terlebih lagi sekarang banyak sekali penerbit-penerbit buku yang tidak bertanggung jawab atas kerja mereka, karena hanya ingin mendapatkan keuntungan yang besar tanpa benar-benar meneliti kesalahan-kesalahan yang terdapat didalam cetakkan meraka, contoh seperti percetakkan Taufiqiyah Cairo, percetakkan Darul Hadits cairo, percetakan Darul Kutub Ilmiyah Lubnan memiliki banyak kesalahan didalam cetakkan mereka.
Permasalahan diatas adalah kesalahan didalam tulisan, yang mengetahuinya adalah orang yang benar pakar didalam menentukan naskah-naskah yang benar, disamping itu terdapat juga terkadang kesalahan pelajar atau sang guru dalam menyebut nama seseorang dan nasab kebangsaannya, hal ini terjadi disebabkan mungkin tidak pernah mendengar nama yang disebutkan, atau hanya membaca buku dengan sendiri tidak melalui guru pembimbing, atau disebabkan tidak mengetahui kedudukkan tempat asal orang tersebut, masalah ini sangat penting sekali diperhatikan, sebab para ulama dari jauh hari telah mempersiapkan bagi generasi berikutnya buku-buku Ansab atau asal sebuah negeri seorang ulama dan cara menyebutkannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyebutkannya, contoh seperti buah karya Imam Sayuti didalam buku al-Ansab, memuat nama seorang ulama, asal usulnya nama negerinya cara membacanya, ini semua disebabkan islam telah masuk keseluruh penjuru dunia, sehingga memerlukan keterangan dalam mengungkapkan nasab negeri ulama tersebut.
Diantara sebahagian kesalahan dalam menyebutkan nasab negeri ialah :
1 - الإسناوي banyak orang yang membacanya Asnawi dengan mematahkan huruf hamzah, tetapi yang benar adalah Isnawi dengan mengkasrohkan huruf hamzah yang bermaksud dari sebuah daerah Mesir bahagian So`id bernama Isna, tidak terdapat di Mesir daerah yang bernama Asna.
2 - الكتاني ada sebahagian orang membacanya dengan al-Kittani dengan mengkasrohkan huruf " Kaf ", tetapi yang benarnya adalah al-Kattani dengan mematahkan huruf " Kaf " sebuah daerah dibahagian negeri Maroco.
3 - السلفي nisbah seorang ulama terkemuka guru Panglima besar Solahuddin al-Ayyubi, ada sebahagian orang membaca dengan as-Salafi dengan mematahkan huruf " Sin " , tetapi yang benarnya adalah as-Silafi dengan mengkasrohkan huruf " Sin " .
4 - الدهلوي sebahagian orang menyebut dengan ad-Dahlawi dengan mematahkan huruf " Dal", tetapi yang benar adalah ad-Dihlawi dengan mengkasrohkan huruf " Dal " yang bermaksud kepada kota New Delhi di India.
5 - الزركلي sebahagian orang membacanya az-Zarkali dengan mematahkan huruf " Zai " mensukunkan huruf " Ra " dan mematahkan huruf " Lam " tetapi yang benar adalah az-Zirikli dengan mengkasrohkan huruf " Zai " dan huruf " Ra" dan mensukunkan huruf " Kaf ", yang di maksud adalah seorang ahli sejarawan yang hidup dikurun ke empat belas hijriah memiliki sebuah karya berjudul " A`lamu Syarqiyah ".
Masih banyak lagi sebutan-sebutan yang salah dikalangan masyarakat pelajar, itu semua perlu penelitian dari buku yang menceritakan ansab dan nama-nama.
Cara mengetahui sebutan nama dan Ansab :
1 - Dengan melihat dan merujuk buku-buku yang membahas khusus masalah nama dan ansab.
2 - Melihat buku-buku Tsabat dan Mu`jam Syuyukh biasanya seorang murid akan menyebutkan cara bacaan nama dan nasab gurunya.
3 - Mengembalikan nasab kepada negara asalnya dengan begitu jelaslah cara bacaannya.
4 - Mempelajari cara sebutan dari seorang guru yang ahli dalam ilmu sanad, ansab dan nama.
Dari sini betapa pentingnya seorang guru yang ahli menetapkan bahwa naskah itu benar atau terdapat kekeliruan, jika keliru dalam penulisan maka sang murid akan menuliskan perbaikan dibahagian sebelah kanannya, jika yang bertukar terdiri dari titik sering disebut Tash-hif, sementra jika yang tertukar itu barisnya sering disebut juga Tahrif, jika tulisannya berkurang dan bertambah juga perlu di perbaiki dan dilihat naskah mana yang benar, terlebih lagi sekarang banyak sekali penerbit-penerbit buku yang tidak bertanggung jawab atas kerja mereka, karena hanya ingin mendapatkan keuntungan yang besar tanpa benar-benar meneliti kesalahan-kesalahan yang terdapat didalam cetakkan meraka, contoh seperti percetakkan Taufiqiyah Cairo, percetakkan Darul Hadits cairo, percetakan Darul Kutub Ilmiyah Lubnan memiliki banyak kesalahan didalam cetakkan mereka.
Permasalahan diatas adalah kesalahan didalam tulisan, yang mengetahuinya adalah orang yang benar pakar didalam menentukan naskah-naskah yang benar, disamping itu terdapat juga terkadang kesalahan pelajar atau sang guru dalam menyebut nama seseorang dan nasab kebangsaannya, hal ini terjadi disebabkan mungkin tidak pernah mendengar nama yang disebutkan, atau hanya membaca buku dengan sendiri tidak melalui guru pembimbing, atau disebabkan tidak mengetahui kedudukkan tempat asal orang tersebut, masalah ini sangat penting sekali diperhatikan, sebab para ulama dari jauh hari telah mempersiapkan bagi generasi berikutnya buku-buku Ansab atau asal sebuah negeri seorang ulama dan cara menyebutkannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyebutkannya, contoh seperti buah karya Imam Sayuti didalam buku al-Ansab, memuat nama seorang ulama, asal usulnya nama negerinya cara membacanya, ini semua disebabkan islam telah masuk keseluruh penjuru dunia, sehingga memerlukan keterangan dalam mengungkapkan nasab negeri ulama tersebut.
Diantara sebahagian kesalahan dalam menyebutkan nasab negeri ialah :
1 - الإسناوي banyak orang yang membacanya Asnawi dengan mematahkan huruf hamzah, tetapi yang benar adalah Isnawi dengan mengkasrohkan huruf hamzah yang bermaksud dari sebuah daerah Mesir bahagian So`id bernama Isna, tidak terdapat di Mesir daerah yang bernama Asna.
2 - الكتاني ada sebahagian orang membacanya dengan al-Kittani dengan mengkasrohkan huruf " Kaf ", tetapi yang benarnya adalah al-Kattani dengan mematahkan huruf " Kaf " sebuah daerah dibahagian negeri Maroco.
3 - السلفي nisbah seorang ulama terkemuka guru Panglima besar Solahuddin al-Ayyubi, ada sebahagian orang membaca dengan as-Salafi dengan mematahkan huruf " Sin " , tetapi yang benarnya adalah as-Silafi dengan mengkasrohkan huruf " Sin " .
4 - الدهلوي sebahagian orang menyebut dengan ad-Dahlawi dengan mematahkan huruf " Dal", tetapi yang benar adalah ad-Dihlawi dengan mengkasrohkan huruf " Dal " yang bermaksud kepada kota New Delhi di India.
5 - الزركلي sebahagian orang membacanya az-Zarkali dengan mematahkan huruf " Zai " mensukunkan huruf " Ra " dan mematahkan huruf " Lam " tetapi yang benar adalah az-Zirikli dengan mengkasrohkan huruf " Zai " dan huruf " Ra" dan mensukunkan huruf " Kaf ", yang di maksud adalah seorang ahli sejarawan yang hidup dikurun ke empat belas hijriah memiliki sebuah karya berjudul " A`lamu Syarqiyah ".
Masih banyak lagi sebutan-sebutan yang salah dikalangan masyarakat pelajar, itu semua perlu penelitian dari buku yang menceritakan ansab dan nama-nama.
Cara mengetahui sebutan nama dan Ansab :
1 - Dengan melihat dan merujuk buku-buku yang membahas khusus masalah nama dan ansab.
2 - Melihat buku-buku Tsabat dan Mu`jam Syuyukh biasanya seorang murid akan menyebutkan cara bacaan nama dan nasab gurunya.
3 - Mengembalikan nasab kepada negara asalnya dengan begitu jelaslah cara bacaannya.
4 - Mempelajari cara sebutan dari seorang guru yang ahli dalam ilmu sanad, ansab dan nama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar