Syeikh Abdul Qadir bin Sobir al-Mandaili dilahirkan di sebuah desa bernama Huta Siantar, Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatra Utara Indonesia,dari kecilnya beliau sangat rajin belajar agama, ditambah lagi lingkungannya yang sangat kuat dengan pendidikan agama, beliau berangkat ke Makkah Mukarramah ketika berusia masih kecil, di Makkah beliau sibuk belajar agama kepada ulama-ulama Makkah di Masjidil Haram.
Beliau sangat rajin sekali mengikuti pengajian-pengajian yang ada di Makkah, diantara guru-gurunya adalah Syeikh Sayyid Bakri Syatha asy-Syafi`i al-Makki, dan Syeikh Abdul Karim Daghistani, asy-Syafi`i al-Makki.
Setelah menimba ilmu yang banyak beliau mulai mengajar di Masjid al-Haram Makkah, ternyata banyak pelajar-pelajar Indonesia, Malaysia, san Fathoni yang ikut belajar kepadanya, hal ini membuatnya menjadi lebih terkenal di pandangan penduduk kota Makkah.
Pada tahun 1317 H telah terjadi hujan yang sangat lebat sekali sehingga terjadi banjir besar yang menghancurkan banyak rumah dan merenggut jiwa penduduk Makkah, rumah Syeikh Abdul Qadir tidak luput dari hantaman air bah yang menghancurkan dan memporak-porandakan kota suci, sehingga dua anaknya yang perempuan ikut meninggal dunia dalam bencana itu, sedangkan istri , seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki ( Ja`far ) selamat dari bencana tersebut. kemudian mereka kembali ke kampung halamannya Mandailing, setelah lama menetap di Mandailing beliau pun kembali ke Makkah untuk kali kedua karena rindu dengan Makkah, beliau tinggal di daerah Azyad Makkah sehingga sampai menutup mata pada tahun 1352 H, dan dikuburkan di perkuburan Ma`la Makkah.
Beliau sangat rajin sekali mengikuti pengajian-pengajian yang ada di Makkah, diantara guru-gurunya adalah Syeikh Sayyid Bakri Syatha asy-Syafi`i al-Makki, dan Syeikh Abdul Karim Daghistani, asy-Syafi`i al-Makki.
Setelah menimba ilmu yang banyak beliau mulai mengajar di Masjid al-Haram Makkah, ternyata banyak pelajar-pelajar Indonesia, Malaysia, san Fathoni yang ikut belajar kepadanya, hal ini membuatnya menjadi lebih terkenal di pandangan penduduk kota Makkah.
Pada tahun 1317 H telah terjadi hujan yang sangat lebat sekali sehingga terjadi banjir besar yang menghancurkan banyak rumah dan merenggut jiwa penduduk Makkah, rumah Syeikh Abdul Qadir tidak luput dari hantaman air bah yang menghancurkan dan memporak-porandakan kota suci, sehingga dua anaknya yang perempuan ikut meninggal dunia dalam bencana itu, sedangkan istri , seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki ( Ja`far ) selamat dari bencana tersebut. kemudian mereka kembali ke kampung halamannya Mandailing, setelah lama menetap di Mandailing beliau pun kembali ke Makkah untuk kali kedua karena rindu dengan Makkah, beliau tinggal di daerah Azyad Makkah sehingga sampai menutup mata pada tahun 1352 H, dan dikuburkan di perkuburan Ma`la Makkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar