Pada masa ini kita banyak melihat sebahagian kalangan menyebar isu untuk berijtihad dan membuat pembaharuan, apakah yang mereka maksud ijtidah tersebut dengan cara mengambil dalil dari al-Qur`an dan hadits secara langsung atau berijtihad dengan cara mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya, jikalau mereka bermaksud agar orang semua meninggalkan mazhabnya dan berpaling kepada mazhab Ibnu Taimiyah maka itu bukan Ijtihad tetapi satu kesalahan besar sebab ibnu Taimiyah bukan seorang nabi yang maksum, apalagi Ibnu Taimiyah tidak sebanding dengan keilmuan imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi`i, Imam Ahmad, betapa buruknya perangai orang yang menghina seseorang yang bertaqlid dengan imam-imam yang empat padahal dia juga bertaqlid dengan Ibnu Taimiyah yang di ikhtilafkan tentang kebenaran aqidah dan pemahamannya, tidak malulah orang tersebut dengan berkedok ijtihad menghina para ulama yang telah berusaha menerangkan islam lewat ijtihad imam-imam meraka, hadits yang mereka seru adalah tidak lain hadits yang digunakan oleh Ibnu Taimiyah dalam mendirikan pemahamannya, sementara pemahaman tersebut belum berarti benar semuanya, kenapa mengatakan orang yang mengikuti mazhab zumud tetapi diri sendiri juga mengikuti mazhabnya ibnu Taimiyah, tetapi jika benar mereka langsung mengambil berijtihad dari pendapat mereka sendiri, ini juga sebuah musibah yang sangat besar, sebab mereka belum sampai kepada derajat mujtahid tetapi ingin menjadi mujtahid, hal ini yang sangat dikecam oleh para ulama dari zaman dahulu sampai sekarang, berlagak seorang mujtahid tetapi seorang penipu yang menipu diri dan umat, ini adalah sebesar-besar bid`ah yang sangat ditakutkan, terkadang seseorang telah mengaku mujtahid tetapi berbahasa arab pun tidak pandai, nahu berantakkan, baca al-Qur`an bersalahan, dari pada sibuk berijtihad lebih bagus betulkan dulu cara membaca al-Qur`an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar