Sabtu, 11 Oktober 2008

Kepentingan Ilmu Sanad pada masa dahulu

Ilmu sanad merupakan sebagian dari ilmu-ilmu Islam yang lahir pada abad pertama Hijarah setelah berkembangnya para pendusta dan ahli bid`ah pada masa itu,bertebarnya para Sahabat di pelosok negeri Islam menyampaikan Risalah yang mereka emban dari Nabi Muhammad SAW yang merupakan satu kewajiban.





Setelah generasi sahabat usai mulai lah para generasi Tabi`in yang mengambil roda dakwah yang telah di sampaikan oleh para Sahabat.dari sinilah banyak terjadi penyelewengan Hadits - Hadits Nabi yang bertujuan untuk mendukung Mazhab dan pemikiran mereka.tumbuh berkembangnya pemikiran Syi`ah dan Khawarij yang merubah banyak Hadist-hadist rasulallah merupakan awal perlunya menggunakan sanad untuk memastikan benarkah Hadist tersebut dari Rasullah SAW.Maka para ulama Ahussunnah mematokkan pada para pembawa hadis agar menyebutkan dari mana mereka mendapat Hadits tersebut,bila hadits tersebut di bawa oleh para Ahli Bid`ah dan fasiq maka mereka mendoifkan hadits tersebut,tapi bilaHadits tersebut datang dari seorang yang pendusta maka mereka tidak menerima Hadits tersebut.
Begitu penting nya Sanad pada masa itu untuk membedakan mana Hadits ysng ditrima mana yang tidak,karena Rasulallah telah bersabda:

من كذب عليّ متعمدا فليتبوأ مقعده من النار

Artinya : Barang siapa yang berdusta terhadapku maka hendak lah dia menyiapkan tempatnya di neraka.

imam Abdullah bin Mubarak berkata:

لولا الإسناد لقال من شاء ماشاء
ِArtinya : Jikalau lah tidak di sebabkan oleh Sanad niscaya berkata lah orang -orang apa yang dia ingin ungkapkapkan.

Dari sini lah datang para ulama Jarah dan ta`dil ( pengkritik para Rawi Hadits) yang ingin memurnikan Hadits - Hadits Rasulallah Saw lewat penyimpangan perilaku dan `aqidah maupun tingkat hapalan perawi hadits.Hal ini berjalan dari kurun pertama sampai abad kelima dari pada Hijrah, pada masa Imam Ibnu `Asakir berakhirlah penelitian dan pengkritikan terhadap perawi hadits, sebab pada masa itu kebanyak hadits - hadits Rasulallah telah di bukukan. pada abad ke enam Hijriah para muhaddits hanya menyandarkan hadisnya pada buku - buku Hadits yang telah tertulis sehingga pungsi sanad berkurang dari sebelum nya,tetapi tidak bermajna bahwa mereka mencampakan begitu saja ilmu sanad yang mereka telah wariskan dari para ulama Muhaddits sebelum nya,bahkan mereka jaga dan mereka lestarikan sampai sekarang. Mereka membuat syarat kepada para penuntut ilmu Hadits agar mengambil Hadits dari seseorang yang mahir dan orang yang memiliki sanad sampai kepada kitab- kitab Hadits yang mu`tabar. bukan hanya membaca buku-buku Hadits tanpa melalui seorang guru yang ahli,para ulama sangat menolak seorang yang membaca Hadits dari kitab tanpa proses cara pengambilan Hadits yangtelah mereka tentukan sebab akan mengakibatkan kesesatan.
para ulama berkata:

لاتأخذوا العلم من الصحف ولكن خذوا العلم من أفواه العلماء

artinya : Jangan lah kamu mengambil Ilmu dari buku,tapi ambilah ilmu dari mulutnya ulama.
Berkata para ulama :

من كان شيخه كتابه فخطأه أكثر من صوابه

ِArtinya : Barang siapa yang berguru dengan buku maka kesalahan nya lebih banyak di bandingkan kebenaran.

Para ulama sangat menekankan bertalqqi menuntut Ilmu agar tidak menyimpang dari kebenaran, penting nya mencari ilmu dan bertemu dengan para Masyaikh yang telah sampai tahap keilmuan nya,bukan hanya sekedar membaca buku tanpa bimbingan guru.

Tidak ada komentar: