Selasa, 07 April 2009

Allah ada tidak bertempat

Ahlus Sunnah wal Jama`ah beri`tiqad bahwa Allah SWT tidak memiliki tempat, sebab tempat adalah sesuatu yang Alah jadikan, tidak diterima akal yang sehat bahwa Allah bertempat dan berbatas, demikian juga bertentangan dengan Firman Allah SWT :

ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Artinya : Allah tidak menyerupai sesuatu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.

I`tiqad ini adalah i`tiqad para ulama yang telah memperjuangkan pemahaman Alus Sunnah Wal Jama`ah, diantara para ulama yang telah menyatakan bahwa Allah tidak bertempat dan tidak ada batas.


1 - Imam Abu Hanifah wafat tahun 150 hijriah, berkata :

Allah SWT suatu bukan seperti sesuatu, makna sesuatu ialah menetapkan Allah itu tidak berjisim ( anggota tubuh ) dan jauhar ( bahagia yang dapat dipisah-pisahkan ) dan `Aradh ( sifat yang berdiri kepada dzat), Dia tidak memiliki batasan ( tempat ).

( Syarah Fiqih Akbar : halaman 36 ).

2 - Al-Imam Al-Hafizh Abi Ja`far Ahmad Bin Muhammad Ath-Thahawi wafat : 321 hijriah :

Maha Suci Allah dari batasan-batasan, kehinggaan, anggota tubuh, bahagian-bahagian, alat-alat, dan Dzatnya tidak berada pada arah yang enam ( atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang ), bukan seperti pendapat orng-orang yang Ahli Bid`ah ( karena mereka berpendapat Allah berada di atas secara hakikat )( halaman : 11 ).

kemudian beliau berkata :Arasy dan kursy benar adanya, Dan Dianya ( Allah ) tidak memerlukan Arasy ( untuk dijadikan tepat ) dan selainnya.

( `Aqidah Ath-Thahawiyah: 11-17, terbitan Mktabah Sunnah, Cairo ).

3 - Syeikh Alim Allaamah Adul Qahir Bin Thahir Bin Muhammad Al-Isfara`ini wafat tahun 429:

Ahlus Sunnah wal Jama`ah berfakat bahwa Allah SWT tidak meliputi tempat ( untuk tinggal ) dan tidak berlaku baginya masa, berbeda dengan pendapat Al-HiSyamiyah dan Al-Karamiyah yang berpendapat bahwa Allah berada di `Arasy bersentuhan . dan Imam Ali Bin Abi Thalib berkata : Allah telah menjadikan `arasy untuk menyatakan kebesarannya, bukan untuk tempat duduk dzatnya, Imam Ali juga berkata : Allah ada tidak bertempat, dia sekarang juga tidak bertempat. ( Al-Farqu Baina Firaq Karangan Imam Abdul Qahar Bin Thahir ; Halaman : 356)
terbitan Maktabah Dar Turats Cairo ).

4 - Al-Hafiz Abdur Rahman Abi Al-Hasan Al-Jauzi Al Hanbali wafat tahun 597 hijriah, :

" Telah menjadi ketetapan bahwa pertemuan dan perpisahan adalah bahagian dari suatu kelaziaman untuk mengambil tempat, dan yang benar bahwa Allah SWT tidak boleh bersifat dengan mengambil tempat, karena jikalau Allah mengambil tempat niscaya terjadi dua perkara, mungkin bergerak di tempatnya dan mungkin diam ditempatnya, jadi tidak boleh menyifatkan Allah dengan bergerak, diam, bertemu, dan berpisah.

seterusnya beliau berkata : Demikian juga semestinya dikatakan bahwa Allah tidak didala alam, tidak diluar alam, karena masuk dan keluar adalah salah satu kelaziman benda yang mengambil tempat, keduanyaseperti bergerak dan diam ( Daf`u Syubhah At-Tasybih, karangan Imam Al-Hafizh Abdur Rahman Abi Hasan Al-Jauzi Al-Hanbali, halaman : 22, terbitn Al-Maktabah Al-Azhar Lit-Turats )

5 - Al-Hafizh Taqiyuddin As-Subki wafat tahun 756 :

Makana kedua dari kalimat istila` pada bahasa adlah duduk dan bersila, maknanya dipahami dari sifat Jisim ( dari tubuh manusia ) , tidak dapat diterima oleh akal tersebut bagi Allah, Maha suci Allah dari sifat tersebut, siapa yang mengungkapkan kepada Allah dengan kalimat duduk, denga alasan tidak bermaksud dari sifat manusia , maka sesungguhnya dia telah mengatakan sesuatu yang tidak pernah di ungkapkan oleh bahasa, maka itu adalah pendapat yang batil, dan dia sebenarnya telah mengakui Allah SWT bersifat seperti manusia.

( As-Saifu Ash-Shaqiil fi raddi Ala Ibnu Zafiil, karangan Al-Imam Al-Hafizh Syikhul Islam, Taqiyuddin As-Subki, halaman : 77 , terbitan Al-Maktabah Al-Azhariyah Lit-Turats, Cairo ).

6 -Imam Qurtubi di dalam tafsirnya berkata :

Maksud dari ayatdiatas iala memuliakan Allah dan mensucikannya dari kerendahan dan arah bawah, dan menyifatkannya dengan ketinggian dan kebesaran, bukan menyifatkan dengan tempat, arah, dan batasan, karena dianya sifat-sifat jisin yang baharu, sebab Alah yang menjadikan tenpat, dan Dia tidak memerlukan nya, dan Allah pada Azali sebelum adanya masa dan tempat, dan dia sekarang uga demikian.

( Tafsir Al-Qurtubi : 216/18 ) pada tafsir surah Al-Muluk ).

7 - Berkata Imam Al-Hafizh Ibnu Hibban :

Adalah Allah tidak memiliki tempat dan tidak memasuki masa

(Sahih Ibnu Hibban dan Al-Ihsan Bi Tartibi sahih Ibnu Hibban 8/4 ).

Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan ulama Ahlus Sunnah Wal Jama`ah yang tidak kami nukilkan disini, karena untuk meringkaskan, pendapat mereka ini adalah suatu ketetapan untuk menolak pendapat orang-orang yang mengatakan Allah SWT berada dilangit dan di Arasy secara hakikat, seperti pendapat sebahagian ulama yang bermazhabkan Hanbali dan diteruskan oleh mujaddid mereka Ibnu Taimiyah dan dihidupkan kembali oleh Muhammad Bin Abdul Wahab yang di kenal juga gerakan pemahaman Wahabi, semoga Allah memberi hidayah kepada kita dan mereka, Amiin.

Tidak ada komentar: