Rabu, 07 April 2010

Perjalanan Ke Humaisaro`



Tanggal 31 Maret 2010 , di subuh yang masih gelap pekat, embun masih menitik ke tanah, angin menusuk ke tubuh membuat keadaan menjadi sejuk, suara manusia hilang terpendap disebabkan tidur yang membawakan mereka, mimpi indah ataupun buruk mempermainkan meraka, dikala itu saya sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan segala keperluan untuk rihlah panjang yang meletihkan, sehingga pikul 03.00 pagi kamipun berangkat menuju stasion van ke Kairo, sejuk tidak dihiraukan lagi, angin yang kuat tidak dipikirkan, kantuk tidak dipikirkan, yang amat terpenting adalah keberangkatan ke Kairo yang akan menuju Humaisara` yang didambakan.




Akhirnya kamipun sampai ke Kairo, dan singgah sementara di rumah Yazid Johor, dirumahnya kami melaksanakan shalat subuh, setelah itu kamipun berangkat ke Jabal Muqattam tempat perkumpulan seluruh pelajar yang ingin berangkat ke Humaisara`, disini kami bertemu dengan Syeikh Yusri dan Syeikh Imad, tidak berapa lama bus kami pun beranjak ke luar dari kota Kairo, menuju propinsi Bahrul Ahmar, bus kami di pimpin oleh Syeikh Imad, sebenarnya beliau tidak menjadi mursyid bus kami, tetapi mendengar saya berada di bus nomber 5, beliau bergegas untuk menukar tempat, sebab beliau sangat menginginkan agar saya berqasidah didalam bus selama didalam perjalanan, dengan rasa gembira sayapun menerima perintahnya untuk berqasidah dengan suara yang serak basah, sebenarnya suara saya bukan pun enak didengar tetapi karena yang keluar itu pujian untuk nabi makanya sebahagian orang bersemangat untuk mendengarnya, ditambah lagi pemukul gendang ( kompang ) yang mahir seperti Surhabil, Azham dan Ismail, mereka dengan semangat memukul gendang menurut irama, berbagai macam qasidah telah kami nyanyikan sehingga memerlukan istirahat yang cukup agar dapat berqasidah lagi.

Setelah kami melewati kota Safaga maka kami sampai ke sebuah kamp polisi yang hampir dekat dengan Sidi Salim, di kamp ini bus di berhentikan sehingga Syeikh Yusri mesti turun dan berurusan dengan petinggi yang menjaga tempat itu agak lama terasa, biasanya dalam perjalanan sebelum ini tidak pernah begini, membuat saya mengajak teman-teman untuk membaca Shalawat kamilah, tetapi sebahagian teman keletihan karena lafazh shalawat ini terlalu panjang, belum sampai seratus kali Syeikh Yusri pun keluar dan menuju busnya, kemudian buspun berjalan menuju Sidi Salim, alhamdulillah.

Mata sayapun terpejam terlelap panjang kepenatan, tiba-tiba Syeikh Imad mengatakan kita telah sampai di makam Syeikh Sidi Salim , setelah selesai berziarah makam kamipun meneruskan perjalannan menuju Syeikh Syadzuli dan sehingga kami sampai di perkampungan Humaisara` yang tandus dan gersang, seperti musim kemarau yang kering kontang, tetapi tempat ini terus di ziarahi oleh orang ramai, bagaimana mendapatkan air disini?, sebenarnya Hiumaisara` hampir seperti Makkah yang mesti mendapatkan pasokkan air bersih dari luar daerah karena tidak adanya air disini, sehingga para penziarah merasa lega ketika menziarahi makam Sidi Abu Hasan Syadzili.

Tidak ada komentar: