Pada tanggal 24 Februari 2011 Maulana Imam Prof..DR Muhammad Mahmud Hasyim mengajak saya untuk mengikuti acara Maulid Nabi di Cairo, ajakan tersebut kami terima dengan senang hati, setelah shalat zuhur kami pun berangkat dengan Van yang telah di sediakan oleh Maulana Syeikh Muhammad Abu Hasyim, setibanya kami di Masjid Sayyidah Nafisah, kami di sambut oleh Imam Masjid seorang pendakwah terkenal di negeri Arab Syeikh Sahat Hijazi, beliau memberi kami seteguk teh.
Setelah itu rombongan Syeikh Muhammad Abu Hasyim beserta Syeikh Sahat Hijazi berjalan menuju Sahah Syeikh Sya`rawi, di sini kami di sambut oleh Syeikh Abdurrahman anak Syeikh Muhammad Mutawali Sya`rawi, kemudian acara pun di mulai, para pembaca Maulid Barzanji melantunkan suaranya menghiasi acara ini, para ulama-ulama besar di berikan kesempatan untuk menyampaikan caramahnya dengan secara ringkas, dari Prof.DR Muhammad Abu Hasyim ( Dekan Kuliyah Usuluddin dan Dakwah al-Azhar Zaqaziq ), Prof.DR Sa`id Aram ( Mantan Dekan Kuliyah Usuluddin al-Azhar Zaqaziq ), Syeikh Muhammad Jamal Abu Hannud al-Palestini ( mudir radio al-Qur`an al-Karim di Palestina ), Syeikh Sahat al-Hijazi ( Imam Masjid Sayyidah Nafisah dan ulama Wajir Auqaf Mesir ).
Acara Maulid ini sampai shalat Isya`, setelah shalat isya kami pun beserta rombongan Doktor Muhammad Abu Hasyim berangkat menuju Tonto karena di sana ada acara lagi yang menunggu, perjalanan kami sekarang menuju medan Tahrir, jelas saja kami merasa sedih ketika sampai di medan Tahrir, ini kali pertama saya melewati Medan Tahrir setelah demontrasi besar-besaran, di sini juga puluhan bahkan ratusan orang mati terbunuh, rasa hati gemetar, mengingat kejadian itu, saya melihat kiri dan kanan para pengunjuk rasa masih setia berdiam di medan tahrir, sebab besok hari jum`at mereka akan mengadakan shalat jum`at di sini, dan akan meneruskan aksi mereka untuk menuntut agar pemerintah sekarang ( pemerintahan Ahmad Syafiq ) di bubarkan, nampak jalan di Medan Tahrir penuh sesak, kendaraan berjejer padat ingin berlalu, hampir satu jam lebih kami bisa keluar dari Kairo, sehingga akhirnya kami dapat menuju ke Tonto.
Sesampainya di Tonto kami di sambut dengan hangat oleh para hadirin, podium diserahkan kepada Syeikh Muhammad Abu Hasyim untuk menyampaikan sambutannya didalam acara maulid Nabi, beliau menyampaikan bahwa perlunya kita memperbanyak salawat kepada Nabi Muhammad, agar do`a dan salawat kita di terima maka sebaiknya kita mendahulukan sadaqah kepada faqir miskin.
Sementara itu Prof.DR Mansur ( dosen Fakultas Undang-undang di Universitas Zaqaziq ) mengungkapkan betapa pentingnya kita mengikuti kehidupan Nabi, beliau melihat ketika Abu Hurairah meresa lapar kemudian mengadu kepda Rasulullah s.aw. kemudian didapati di rumahnya hanya susu saja, dengan kasih sayangnya kepada umat, Rasul menyuruh Abu Hurairah memanggil ahli Suffah yang berada di Masjid untuk turut merasakan susu tersebut, ini adalah gambaran bagaimana seorang pemimpin, tetapi jika kita lihat pula pemimpin-pemimpin kita yang sibuk mengayakan diri mereka, tidak pernah melihat kepada penderitaan dan kelaparan rakyat, mereka makan dengan makan yang lezat-lezat sementara rakyatnya kelaparan setiap harinya, sebab itulah wajib kita mengikuti kehidupan Rasulullah s.a.w.
Mikrofon pun diserahkan kepada Syeikh Muhammad Jamal Abu Hannud ( pemimpin radio islam di palestina), dalam acara ini beliau menekankan agar umat selalu berbuat baik, memperbanyak membaca salawat karena satu-satunya amalan seorang hamba yang tidak tertolak adalah bacaan salawat kepada Nabi Muhammad, beliau mengataka setiap amalan seorang hamba mungkin di terima atau mungkin di tolak, kecuali salawat, ada dua faktor yang menyebabkan salawat itu diterima oleh Allah s.w.t.
Pertama : salawat adalah suruhan Allah dan Allah yang memulai slawat tersebut kepada Nabi, berbeda dengan ibadah yang lainnya, Allah suruh hambanya shalat, puasa, berzakat, naik haji tetapi Allah tidak melaksanakan seluruh ibadah itu, akan tetapi ketika Allah suruh hambanya untuk bersalawat maka Allah sudah melaksankannya sebelum hamba-hambanya.
Kedua : Terkenal di usul fikih dan fikih bahwa jika Imam sah didalam shalatnya maka shalat makmum juga turut sah, di sini Imam dalam salawat adalah Allah yang mengajak umat Nabi untuk bersalawat, jika sudah salawat Allah sah maka salawat hambanya pun turut juga sah.
Pembicaraan pun di teruskan oleh Syeikh Ahmad Mutawwi`, beliau menceritakan sifat-sifat Nabi didalam al-Qur`an al-Karim, Allah swt banyak memuji Rasul didalam al-Qur`an, Syeikh Ahmad Mutawwi` banyak mengunakan tafsir Isyari dan I`rab ayat didalam pembicaraanya, masih banyak lagi pembicara pada malam yang mulia ini, pujian dan salawat menutupi acara yang barkah, dengan begitu kami pun pulang ke Zaqaziq setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan, sehingga sampailah kami di kota Zaqaziq jam 04.00 subuh waktu Mesir.
1 komentar:
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Semoga Allah meridhoi semua ilmu dan usaha ustadz.
Saya ingin bertanya kepada UStadz tentang maulid yang banyak dilakukan di Indonesia, dimana sering kali terjadi bercampurnya antara laki-laki dan perempuan (ikhtilath), juga disertai berbagai macam perlombaan yang pada hemat saya tidak dianjurkan syariat.
Apakah Maulid seperti itu masih bisa dikatakan syiar ?
Maaf jika saya tersalah, karena saya hanya hamba yang dhaif lagi fakir.
Jazakillah khairan katsiran
Posting Komentar