Sebenarnya unjuk rasa yang terjadi di Bahrain berlaku setelah jatuhnya Muhammad Husni Mubarok mantan Presiden Mesir, tetapi hal ini tidak di besar-besarkan oleh media masa baik al-Jazirah-Qatar maupun televisi-televisi yang lainnya, tetapi saya sendiri mengetahui berita ini dari media internet dan televisi BBC Arabiyah, kejadian ini memang tidak pernah langsung di sebut oleh televisi al-Jazirah kecuali setelah keadaan di Bahrain betul-betul panas dengan hadirnya pasukan tentera Jazirah yang terdiri dari negara-negara teluk.
Bahrain merupakan negara kecil di kawasan teluk yang memiliki demokrasi yang cukup memuaskan diantara negara-negara teluk lainnya. Raja Bahrain merupakan penganut islam sunni yang memegang kekuasaan dengan cara berperlemen, rakyat yang berada di Bahrain sekarang terdiri dari golongan Sunni dan Syi`ah, sementara Syi`ah memiliki jumlah yang cukup besar di bandingkan sunni, jumlah mereka mencapai sekitar 70 persen dari penduduk Bahrain.
Angin Revolusi rupanya tidak hanya menghantam Tunis negara yang miskin, bahkan Mesir yang lebih baik dari Tunis juga terjadi penggulingan Presiden, hal ini membuat sebahagian rakyat Bahrein mendapat angin segar untuk melakukan unjuk rasa dan perbaikkan didalam negara mereka, berhari-hari mereka keluar menuntut hak dan keistimewaan di medan Lu`lu`ah ( Permata ), tetapi pihak kerajaan tidak menghiraukan dan memperhatikan mereka, kesabaran mereka rupanya sudah hilang, seperti biasanya dari setiap unjuk rasa yang akhirnya akan membawa kepada kekerasan dan korban jiwa, pengunjuk rasa tidak akan mau menerima permintaan pihak kerajaan untuk duduk bersama membincangkan jalan keluar dari segala tuntutan mereka, sebagaimana juga pengunjuk rasa di Tunis dan Mesir yang tidak mau mengadakan musyawarah dan perbincangan untuk menyelesaikan permasalahan, sebab mereka menganggap pemerintah tidak menepati janji, sekarang tuntutan sebahagian rakyat Bahrain sudah final, yaitu ingin menjatuhkan raja dan keluarga-keluarganya.
Tuntutan pengunjuk rasa ini membuat kerajaan menjadi takut, sebab jika tuntutan itu di ikuti akan menyebabkan kerajaan Bahrain akan hilang, dinasti keluarga mereka akan hilang di terpa angin demontrasi, terlebih-lebih yang menggalang demontrasi ini adalah golongan Syi`ah, mereka tentu akan membasmi orang-orang sunni di Bahrein, hal ini terus berkepanjangan sehingga menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak, tetapi sayang kejadian ini kurang dapat perhatian dari televisi al-Jazirah, al-Jazirah bahkan sibuk menyoroti kejadian di Libya dan di Yaman, padahal Bahrain merupakan tetangga sebelahnya, namun bangkai busuk tidak dapat di tutupi baunya, gerakkan unjuk rasa itu telah menelan korban yang banyak sehingga pihak kerajaan menerapkan gawat darurat di negaranya, bukan hanya itu, bahkan pihak kerajaan Bahrain meminta kesatuan tentera Jazirah yang terdiri dari negara-negara Teluk hadir ke Bahrein menjaga keamanan kerajaan, hal ini membuat para pendemontrasi semangkin marah, pihak kerajaan mengusir pengunjuk rasa dari medan Lu`lu`ah, sehingga korban berjatuhan.
Kedatangan tentera al-Jazirah bukan hanya mendapat protes dari Syi`ah Bahrain, tetapi juga mendapat protes dari Iran, kolompok Syi`ah di Saudi Arabiah, Kuwait, dan Libanon, hal ini terus memanas sehingga akhirnya Syeikh Yusuf Qardhawi mengeluarkan pernyataan pada tanggal 20 Maret 2011 bahwa unjuk rasa di Bahrein bukan merupakan revolusi, tetapi hanya tuntutan dari golongan tertentu, unjuk rasa ini menurut beliau tidak seperti di Mesir dan di Tunis, sebab di kedua negara itu seluruh komponen bangsa bersatu untuk menjatuhkan presiden, Syeikh Yusuf berharap agar pihak pengunjuk rasa duduk bersama membencangkan jalan keluar yang terbaik didalam negeri ini.
Bagaimanapun pernyataan Syeikh Yusuf Qardhawi ini di tentang oleh para pengunjuk rasa dan orang-orang Syi`ah, mereka menganggap bahwa Syeikh yusuf Qardhawi tidak adil dalam membuat pernyataan, kenapa kalau orang Syi`ah yang membuat demontrasi dan tuntutan bukan merupakan revolusi, apakah revolusi itu istilah yang di miliki oleh Syeikh Yusuf Qardhawi?. mereka mengutuk ungkapan Syeikh Yusuf Qardhawi yang tidak adil dan menjaga kepentingan kerajaan Qatar dan Amerika, sebab di Qatar terdapat pangkalan meliter Amerika yang besar, golongan Syi`ah menganggap ungkapan Syeikh Yusuf Qardhawi ini tidak akan memadamkan semangat mereka untuk berunjuk rasa dan berdemontrasi.
Di satu sisi ulama-ulama Saudi Arabiyah memfatwakan bahwa berunjuk rasa hukumnya haram, sebab membuat Mafasid ( kerusakkan ) yang lebih besar, mereka berharap agar penduduk Saudi Arabiyah tidak ikut-ikutan dalam berunjuk rasa, karena kemungkinan besar kejadian di negara-negara Arab ini merupakan rancangan musuh-musuh islam yang tidak di ketahui, karena mengingat demontrasi menuntut jatuhnya presiden dan raja-raja telah menyebar keseluruh negara-negara Arab kecuali Qatar dan United Emirat Arab, sampai sekarang ini, tetapi tidak menutup kemungkinan kedua negara ini juga akan di goncang Demontrasi.
Sebahagian ulama memandang bahwa demontrasi golongan Syi`ah di Bahrain sangat membahayakan golongan Sunni, karena yang berunjuk rasa itu golongan Syi`ah, ini adalah sebahagaian dari mafasid demontrasi, dan racun demokrasi, sebab jumlah Syi`ah di Bahrain cukup Besar, memang jika berjalan menurut demokrasi semestinya orang Syi`ah yang memegang Bahrein, tetapi orang-orang Sunni merupakan penduduk asli yang menempati Bahrein dari dulunya, sementara golongan ulama ini memendang ungkapan Syeikh Yusuf Qardhawi dalam masalah ini juga penting, fatwa Syeikh Yusuf Qardhawi sebenarnya hampir sama dengan ungkapan Syeikh Ali jum`ah yang mengajak para pengunjuk rasa duduk berbincang mencari jalan keluar, sebab Syeikh Ali Jum`ah tidak ingin jatuhnya korban dari kedua belah pihak, kemudian yang menuntut turunnya Husni Mubarok juga bukan semua warga Mesir, dengan bukti adanya demontrasi tandingan yang mendukung Husni Mubarok, tetapi sayangannya televisi al-Jazirah tidak pernah mengarahkan kameranya ke Medan Musthafa Mahmud, untungnya Husni Mubarok menurunkan diri, karena tidak ingin melihat rakyatnya mati secara brutal, bayangkan jika Mubarok seperti Mu`ammar Qadhafi yang membunuh banyak rakyatnya dan membersihkan seluruh pengunjuk rasa dari tanah Libya: Syibir-Syibir, Dar-Dar, Jan`gha-jan`gha, Fatwa Syeikh Yuduf Qardhawi dalam pandangan mereka hampir sama dengan fatwa Syeikh Ali Jum`ah agar para pengunjuk rasa duduk bersama dengan kerajaan untuk mencari jalan keluarnya, tetapi sayang fatwa syeikh Ysuf Qardhawi ini dinilai sudah terlambat, sebab seluruh warga negara Arab sama ada Sunni atau Syi`ah menginginkan demontrasi menjatuhkan pemimpin mereka, yang pada akhirnya golongan syi`ah mendapat buah dari segala kejadian ini, golongan ulama ini yakin bahwa Bahrain akan mampu di rebut oleh syi`ah, sehingga pada akhirnya kerajaan akan menggunakan kekerasan seperti Libya: Dar-dar, Syibir-syibir, jan`gha-jan`gha, tetapi apakah Amerika dan Perancis juga akan mengirimkan pesawat tempurnya seperti penyerangan mereka terhadap Libya?.....
Hal ini sudah tentu fitnah akhir zaman yang telah di sebutkan oleh Nabi Muhammad s.a.w, untuk menjawab apakah unjuk rasa golongan syi`ah di Bahrain merupakan Revolusi atau tidak?. itu semua tergantung kepada para pembaca, di akui atau tidak, jika raja Bahrain jatuh maka jawabannya juga ada pada para pembaca , semoga Allah menjauhkan kita dari fitnah zohir dan batin, dan menjauhi umat islam dari adu domba dan rancangan jahat orang-orang kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar