Rabu, 03 Juni 2009

Tidak terasa enam puluh dua tahun tanah tempat Mikrajnya Nabi Muhammad masih berada dalam genggaman Israel, enampuluh dua tahun juga rakyat Palestina telah merasa penderitaan yang cukup banyak, tetesan air mata, tak mampu di kira, jerit tangisan sebagai gambaran hal yang sudah biasa, suara letupan dan dentuman selalu membuat warga Palestina merasa takut dan sengsara, bilakah kesedihan mereka dapat di basmi?, bilakah air mata mereka tidak melimpah lagi?, bilakah kesusahan dapat diakhiri?, apakah kita umat Islam hanya menonton dan menyaksikan tanpa berbuat sesuatu yang dapat menolong saudara-saudara kita.

Benar! Sesungguhnya bangsa Yahudi pada asalnya tidak begitu mengherankan dalam membuat kezholiman, dibandingkan dengan kita, hidup mereka memang sudah bersimbah dengan dosa dan kejahatan, membunuh para Nabi-Nabi itu adalah kelakuan mereka yang Allah ceritakan didalam al-Qur`an, bagaimana pula dengan umat manusia yang mereka pandang hina dan durjana, sebab mereka menganggap orang-orang yang bukan Yahudi adalah umat yang sangat hina, selanjutnya mereka adalah anak-anak Allah yang dilebihkan dan dimuliakan Oleh Allah, yang sangat mengherankan adalah umat islam yang mengaku berqiblatak Ka`bah, bernabikan Muhammad, berpandukan al-Qur`an, tidak mampu menolong saudara-saudaranya dizholomi oleh Yahudi, bahkan sebahagiannya mengakui kedaulatan Yahudi dan bekerja sama dengan mereka, bukankah itu lebih mengherankan, hilanglah Quds dari tangan umat islam, hilanglah negeri buraq yang telah menyaksikan terjadinya Isra` Wal Mikraj, tanah yang suci dan subur, yang telah dilepaskan oleh Sulthan Salahuddin al-Ayubi dari genggaman tangan salibisme, kini digenggam kembali oleh Salibisme dan Yahudi.

Apakah kita membiarkan Tanah yang mulia dirampas oleh Israel?, apakah kita rela negeri Mikraj dicuri oleh Yahudi, bilakah Qubbah ash-Shakhrah akan kembali kepangkuan umat islam, jangan menunggu Salahuddin keluar dari kuburannya, jangan menunggu Nuruddin Zenki hidup kembali, tetapi kita memerlukan seorang pahlawan yang semangatnya sama dengan Nuruddin Zanki dan Salahuddin al-Ayubi, biarkan mereka tidur dengan tenang, di kuburannya tempat persemedian, kita berjanji akan terus melanjutkan perjuangan mereka, dengan keikhlasan dan keberanian.

Tidak ada komentar: