Senin, 13 September 2010

Puasa enam hari pada bulan syawal


Diantara perkara-perkara yang di sunnahkan pada bulan syawal adalah puasa enam hari setelah 1 syawal, sebab 1 syawal diharamkan berpuasa, tetapi apakah permasalahan ini telah menjadi ijma` ulama atau ada diantara ulama yang tidak sependapat dalam kesunnahannya.




Dalam permasalahn ini para ulama berselisih pendapat, ada yang menghukumkan sunnah dan ada juga yang menghukumkan makruh.

1 - Ulama yang menghukumkan sunnahnya puasa enam hari setelah satu Syawal

Diantara ulama-ulama yang berpendapat sunnahnya puasa enam hari pada bulan Syawal adalah Imam Syafi`i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Daud, Imam Abdullah bin Mubarak dan lain-lain.

diantara hujjah-hujah mereka adalah hadis Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no 1164, Imam Abu Daud no 2433, Imam Tirmizi no 759, Imam Ibnu Majah no 1716 dari riwayat Abu Ayyub al-Ansori r.a beliau berkata : bersabda Rasulullah s.a.w :

َمَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَه ُسِتًّا مِنْ شَوَالٍ كَانَ كَصِيِاَمِ الدََّهْرِ

Artinya : Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian dia sertakan dengan enam hari dari pada bulan Syawal maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang masa.

Adalagi hadis-hadis yang di riwayatkan oleh para sahabat dalam hukum sunahnya puasa enam har dengan lafaz yang sedikit berbeda, seperti hadis Jabir bin Abdullah al-Ansori yang di riwayatkan oleh Thabrani, Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi, dan hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh al-Bazzar, at-Thabrani dengan sanad yang hasan, sementara hadis Tsauban diriwayatkan oleh Ibnu Majah, an-Nasa`i, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban.

Adapun derajat hadis ini adalah sohih dengan adanya Syawahid dan Mutabi`at. berkata Imam Tirmizi Hadis Abu Ayyub hadis hasan sohih.

2 - Ulama yang menghukumkan makruhnya berpuasa enam hari syawal

Diantara ulama-ulama yang memakruhkannya adalah Imam Abu Hanifah dan Imam Malik

Adapun hujjah-hujjah mereka adalah sebagai berikut :

Berkata Imam Malik tidak pernah aku melihat ahli ilmu ( di kota Madinah ) berpuasa enam hari dari Syawal, mereka berkata : Di makruhkan agar jangan orang menyangka bahwa puasa enam hari di bulan syawal itu wajib.

dengan ungakapan Imam Malik tersebut fahamlah kita bahwa beliau menggunakan dua hujjah.

1 - Perbuatan ulama Madinah, sebab beliau tidak melihat ulama Madinah berpuasa enam hari dari bulan syawal.

2 - Syaddu Dzara`i`: Sebab dengan adanya puasa tersebut dapat menimbulkan sangakaan orang awam bahwa puasa enam hari dari bulan Syawal itu wajib.

Pendapat yang rajih

Pendapat yang rajih dan kuat adalah pedapat Imam Syafi`i yang menghukumkan sunnahnya puasa enam hari dari bulan Syawal dengan beberapa sebab :

1 - Didukung dengan hadis yang sohih sebagaimana yang telah di riwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, Imam Tirmizi, dan Imam Ibnu Majah.

2 - Hadisnya jelas-jelas menganjurkan untuk berpuasa enam hari dari bulan Syawal, tidak terdapat keraguan .

3 - Apa bila hadis telah sohih dan tidak ada yang memansukhkannya, atau mengkhususkannya maka tidak semestinya di tinggalakan hanya karena sebahagian orang meninggalkannya, dalam masalah ini Imam Syafi`i telah menjawabnya didalam kitab beliau ar-Risalah yang menolak beragumentasi dengan perbuatan ahli Madinah.

4 - Tidak dibenarkan menggunakan hujjah Saddu Dzara`i` jika hadis sudah sohih dan tidak memiliki illat dan cacat, jika alasan ini di gunakan maka hukum puasa `Asyura, puasa `Arafah, dan puasa - puasa sunnah hukumnya makruh karena ditakutkan orang-orang akan menyangka puasa itu wajib.

sebab itulah kebanyakan ulama-ulama yang bermazhabkan Hanafiyah menghukumkan sunnahnya puasa enam hari dari bulan Syawal.

Rujukan :

1 - Syarah Sohih Muslim Lil Imam Nawawi : 4 / 269, terbitan Maktabah al-Iman Mansurah Mesir.

2 - Tuhfatul al-Ahwadzi Lil Mubarakfuri : 3 / 182, terbitan Dar al-Hadis.

Tidak ada komentar: