Kamis, 29 Agustus 2013

Al- Arba`un Buldaniyyah

Didalam dunia tulisan para ulama hadis telah mencoba menyajikan berbagai macam bentuk tulisan kepada umat islam sebagai rasa kewajiaban menyampaikan ilmu, dari yang berbentuk " Jami`", "mushannaf", "Musnid"," Mustadrak", "Mustakhraj","Sunan",dan lain-lain.

Diantara bentuk tulisan didalam ilmu hadis riwayah adalah kitab " Al-Arba`un ", kitab ini merupakan kitab yang mengumpulkan empat puluh hadis yang telah di riwayatkan oleh penulis dengan berbagai macam tujuan dan maksud.

Sebahagian penulis mengumpulkan empat puluh hadis yang bersangkut paut dengan usuluddin, sebahagiannya lagi yang bersangkut paut dengan zuhud, sebahagiannya pula mengumpulkan empat puluh hadis tentang  akhlak dan qawaid fiqhiyyah.



Diantara kitab Arab`in yang sangat terpopuler adalah Matan Al-`Arba`in Nawawiyyah, kitab ini mendapat sambutan yang luas oleh para ulama dan pelajar agama, sebagaimana dengan kitab-kitab beliau yang diminati orang juga.

Diantara kitab Al-Arba`un yang populer di kalangan ahli hadis adalah Al-Arba`una Buldaniyyah, kitab ini merupakan hasil dari perjalanan panjang seorang muhaddis, kitab ini juga merupakan bukti dari banyaknya perjalanan sang muhaddis yang banyak memasuki kampung-kampung untuk mendengarkan hadis Nabi s.a.w.

Pengertian Al-Arba`un buldaniyyah

Kitab Al-Arba`un Buldaniyah adalah kitab yang mengumpulkan empat puluh hadis dari empat orang Syeikh yang berbeda-beda kampung dan negerinya dengan syarat penulis tersebut benar-benar telah memasuki kampung syeikh yang beliau riwayatkan dan mendengarkan hadis darinya.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa " Rihlah " merupakan hal yang sangat terpenting didalam mengumpulkan Al-Arba`una Buldaniyah .

hal ini telah di sebut oleh Syeikh kami Muhaddis Usamah Al-Azhari didalam kitabnya Al-Arba`na Buldaniyah tentang syarat-syarat membuat Al-Arba`una Buldaniyah.

Syarat ini mengeluarkan para periwayat hadis yang bertumpukan riwayatnya dari internet, telfon dan risalah ijazah, sebab kesemuaan itu membuktikan tidak bertemunya murid dengan guru di kota kediamannya itu.

Tidak di syaratkan kota yang menjadi tempat pertemuan murid dan guru merupakan kota asli tempat tinggal guru tersebut, boleh saja  seorang guru sedang melaksanakan lawatan perjalanan didalam suatu kota,kemudian sang muris sedang sampai ke kota tersebut dan pada akhirnya bertemu dengan guru itu kemudian mendengarkan hadis darinya.

Kepentingan Rihlah

Rihlah merupakan kebiasaan ulama-ulama dahulu yang sudah mulai menghilang pada saat ini, jika dilihat dari rihlahnya Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmizi dan lain-lain memberi petunjuk bahwa rihlah memang semestinya dilakukan oleh seorang Muhaddis, diantara ulama abad ke empat belas yang banyak berihlah mencari hadis adalah Musnid dunia Syeikh Muhammad Abdul Hayy al-Kattani dan Syeikh Muhammad Bin Ja`far Al-Kattani, dan di abad ke lima belas Syeikhuna Muhammad Alawi Al-Maliki dan Syeikuna Usamah Said Al-Azhari.

Kitab-kitab Buldaniyah yang telah dikarang

Sebenarnya kitab Al-Arba`una Buldaniyah sudah banyak sekali dikarang oleh para ulama, tetapi kitab Buldaniyah yang pertama sekali di karang adalah Buldaniyah Imam As-Silafi ( w : 576 ).
Diantara ulama yang mengarang kitab Buldaniyah adalah :

1 - Al-Arba`in Al-Mustaghna  Bi Ta`yini Ma Fihi Anil Mu`in, di karang oleh Al-Hafiz Abu Tohir Ahmad bin Muhammad Bin Ahmad Bin Muhammad As-Silafi wafat 576 H.

2 - Kitab Al-Arba`in An Arba`in Min Arba`in Li Arba`in Fi Arba`in di karang oleh Al-Hafiz Abu Al-Qasim Ali Bin Al-Husein bin Hibatullah Ibnu Asakir wafat 571.

kitab ini bertujuan untuk mengumpulkan empat puluh hadis dari empat puluh Syeikh yang berasal dari empat puluh negeri dari riwayat empat puluh sahabat  didalam empat puluh bab ilmu.

3 - Kitab Al-Arba`in Buldaniyah karangan Al-Hafiz Abu Ya`qub Yusuf bin Ahmad bin Ibrahim bin Muhammad bin Abdillah As-Sufi As-Syairazi wafat 585 H.

4 - Ali bin Ahmad bin Yahya Al-Azdi Al-`Attor

5 - Al-Qadhi Abu Barakat Muhammad bin Ali bin Muhammad Al-Ansori Al-Mausoli As-Syafi`i wafat 600 H.

6 - Al-Hafiz Abdul Qadir bin Abdullah Ar-Ruhawi wafat 612 H.

7 - Al-Hafiz Sodaruddin Abu Ali Al-Hasan bin Muhammad bin Abi Al-Futuh Al-Bakri An-Naisaburi wafat 656 H.

8 - Al-Hafiz Wajihuddin Ibnu Imadiyah Abu Muzhaffar Mansur bin Salim As-Sakandari As-Syafi`i wafat 677 H.

9 - Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Al-Husein bin Abdak Al-Kikhi Al-Adzarbaijani wafat 684 H.

10 - Al-Hafiz Ahmad bin Muhammad bin Abdillah bin Qaimaz bin Abdillah Az-Zohiri wafat 696 H.

11- Al-Hafiz Abdul Mukmin bin Khalaf Ad-Dimyati wafat 705 H.

12 - Al-Hafiz Muhammad bin Umar Ibnu Rasyid As-Sabti wafat 724 H.

13 - Al-Muhaddis Musnid Dunia Muhammad Abdul Hayy Al-Kattani wafat 1382 H.

14 - Al - Muhaddis Musnid Dunia Syeikh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani wafat 1410 H.

Kemudian pada abad lima belas hijriyah ini guru kami Muhaddis Syeikh Usamah bin Sayyid Al-Azhari telah berhasil mengumpulkan kitab Al-Arba`una Al-Buldaniyyah yang telah di cetak di percetakan Dar Al-Faqih Dubai, kitab ini mengumpul dari empat puluh orang ulama yang terdiri dari berbagai negeri dan kota, di mulai dari kota Makkah dan Madinah karena kemualian keduanya, kemudian di ikuti dengan kota Jeddah ,Cairo, Giza, Zaqaziq, Mansurah, Uwes Hajar, Kafr Sa`ad Balad, Tida, Iskandariyah, Fes, London, Dubai, Jakarta,Malang, Kuala Lumpur, Banjar Baru, Martapura dan lain-lainnya, di sini menunjukkan betapa luasnya rihlah Syeikh Usamah Said Al-Azhari.

Kemudian Al- Faqir Ila Allah Muhammad Husni Ginting juga berusaha mengikuti jejak langkah ulama-ulama yang telah lewat serta berusaha berjalan di belakang guru kami yang mulia Syeikh Usamah Sayyid Al-Azhari sehingga terkumpullah  Al-Arba`una Al-Buldaniyah yang di mulai dari kota Makkah, Madinah, Jeddah,Cairo, Zaqaziq, Bani Amir,Mansurah, Uwes Hajar, Kafr Sa`ad Balad, Tonto, Dusuk, Tida, Iskandariyah, Humaisarah, Fayoum,Giza,Medan, Penyabungan, Pidoli, Dalan Lidang, Purba Baru, Maga, Kota Nopan, Muara Mais, Jakarta, Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin,Kuala Lumpur,Bangi, Ipoh,Pulau Pinang, Alor setar, Sik, Baling, Kotabaru, Seram, Batu Pahat, Singapura dan lain-lainnya.
Semoga rihlah hadisiyyah terus berkembang di dunia ini. Wassalam.  


3 komentar:

Khairool mengatakan...

Assalamualaikum Ustaz,

Boleh kongsikan ulama' yang riwayatkan hadith dari Singapura? T kasih

Azizzinside mengatakan...

aaamiiin

Annisa Oktarina mengatakan...

syukrom :)