Rabu, 03 Maret 2010

Mengkhatam kitab Shahih Bukhari


Al-Hamdulillah Sahah al-husofiyah al-Langkatiyah telah mengadakan pengkhataman pembacaan Shahih Bukhari pada malam sabtu tanggal 13 Rabi`ul awal 1431 hijriyah yang di baca oleh al-Fadhil Syeikh Muhammad Husni Ginting al-Langkati, semoga segala yang telah dibaca dapat diamalkan.




Pengenalan kitab shahih Bukhari

1 - Nama kitab Shahih Bukhari.

Banyak dikalangan kita yang belum mengetahui nama sebenarnya kitab Shahih Bukhari, sebab selalu disebut dengan Shahih Bukhari saja, sehingga tidak menjadi masyhur nama sebenarnya.tetapi yang terbaik adalah mengetahui dengan secara jelas nama sebenarnya agar menambah pengetahuan dengan kitab shahih Bukhari, nama kitab ini adalah " al-Jamie` al-Musnad as-Shahih al-Mukhtashar Min Umuri Rasulillah saw Wa Sunanihi Wa Ayamihi ".

2 - Nama pengarang.

Pengarang kitab ini adalah : Imam al-Hafizh Amirul Mukminin Fi al-Hadits Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju`fi al-Bukhari.

3 - Kelahiran Bukhari

Imam Bukhari lahir pada hari jum`at 13 Syawal 194 Hijriyah dikota Bukhara bahagian negara Uzbekistan, ayah beliau meninggal dunia disaat Imam Bukhari masih kecil, kemudian diasuh oleh ibunya sendiri, Beliau hidup dalam keadaan yatim, berangkat menunaikan ibadah haji ketanah suci Makkah beserta Ibu dan abangdanya Ahmad, kemudian ibu dan abangnya kembali pulang ke Bukhara, tinggallah Imam Bukhari di Makkah menuntut ilmu agama terutama ilmu hadits.

4 - Karomah ibunda Bukhari

Imam Bukhari ketika masih kecilnya mendapat cobaan yang berat sekali, pengelihatannya hilang dan beliau menjadi buta, ketika malam hari ibunda Imam Bukhari melihat Nabi Ibrahim as didalam mimpi, dan berkata : " Allah telah mengembalikan pengelihatan anakmu karena disebabkan banyaknya kamu berdo`a". ketika dipagi harinya Imam Bukhari telah dapat melihat kembali.

5 - Perjalanan Imam Bukhari menuntut ilmu hadits.

Dari kecilnya Imam Bukhari telah cinta sekali dengan ilmu agama, pada umur sepuluh tahun beliau sudah memulai untuk mendengarkan hadits dari Imam ad-Dakhili, kemudian mendengarkan hadits dari ulama-ulama yang berada di negerinya sendiri, setelah menyelesaikan pengajian hadits di Bukhara beliau melanjutkan perjalanannya kota Makkah beserta ibu dan abangnya, kemudian beliau menetap di Makkah untuk menuntut ilmu, beliau juga menuntut ilmu di Bashrah, Madinah, Syam, dan Mesir, ketika beliau ingin pergi ke Yaman terdengar berita bahwa Imam Abdurazzaq telah meninggal dunia, sehingga beliau melambatkan perjalanannya ke Yaman, tetapi ternyata Imam Abdurrazzaq belum meninggal dunia disaat itu, sehingga beliau meriwayatkan hadits dari Imam Abdurrazaq dengan satu orang perentara.

6 - Mengarang kitab Shahih Bukhari

Adapun sebab pengarangan Shahih al-Bukhari adalah ketika beliau berada di rumah Imam Ishaq bin Rahawih, Imam Ishaq berkata : " Andaikan kamu mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah yang shahih saja didalam satu buku", maka ketika itu Imam Bukhari berkeinginan membuat kitab Shahih.

berkata Imam Bukhari : Aku meletakkan hadits Shahih didalam kitab al-Jamie` sebanyak enam ratus ribu hadits selama enam belas tahun, dan kujadikan kitab ini hujjah diantaraku dan Allah swt.

Imam Bukhari berkata : Tidak akan aku letakkan hadits di kitabku ini kecuali aku mandi sebelumnya dan shalat dua raka`at.

Aku mengarang kitab al-Jamie` di masjid al-Haram ( Makkah ) tidakkanku masukkan satu haditspun kecuali aku beristikharah dahulu dan shalat dua raka`at serta alu yakin keshahihannya.

7 - Pengenalan al-Jamie`

Kitab Shahih Bukhari dikenal juga dengan kitab al-Jamie`, adapun syarat-syarat yang perlu dipenuhi sehingga sebuah kitab disebut dengan Jamie` mesti memiliki delapan pembahasan.

a - Aqidah
b - Ibadah
c - Mu`amalah
d - Siyar ( sejarah )
e - Manaqib
f - Raqai`q ( zuhud )
g - Fitan ( Fitnah )
h - Tafsir.

Murid-murid Imam Bukhari

Diantara murid-murid Imam Bukhari adalah :

1 - Imam Muslim.
2 - Imam Tirmidzi
3 - Imam an-Nasa`i.
4 - Imam Ibnu Khuzaimah.
5 - Imam al-Farebri.

Beliau meninggal dunia pada tahun 256 hijriyah.

Rujukan :

1 - Hadyu as-Saari fi Muqaddimah Fathul Bari
2 - ar-Risalah al-Mustathrafah libayani Masyhuri Kutubi Sunnah al-Musyarrafah



Tidak ada komentar: