Minggu, 07 Maret 2010

Peranan Salahuddin dalam mengembangkan Mazhab Syafi`i

Pada zaman sekarang ini kita telah banyak melihat orang-orang yang mengaku mujtahid ingin ambil hukum secara langsung tanpa mengikuti beberapa mazhab yang telah diakui untuk di ikuti, sayangnya pendapat ini datang dari kalangan masyarakat yang tidak memiliki keilmuan yang banyak bahkan terkadang dari golongan yang bukan belajar ilmu agama, sehingga membengkaklah jumlah orang yang anti mazhab, walaupun sebenarnya mereka mengikuti mazhab juga, ini terbukti dari taqlidnya mereka kepada mazhab Ibnu Taimiyah dan Muhammad Abdul Wahab an-Najdi al-Qarni al-Khariji.

Tetapi yang terpenting sekali bahwa ulama-ulama terdahulu semuanya mengikuti mazhab, ini jika mereka tidak sampai kepda tahab Mujtahid, padahal pada masa mereka ulama-ulam yang bertahap al-Hafizh banyak sekali, bagaimana pula dengan zaman kita sekarang ini, tidak ada satu ulamapun yang patut digelar al-Hafizh, semaentara ulama yang menyandang gelar al-Muhaddits bisa dihitung dengan jari tangan, kalau seperti inilah keilmuan kita pada masa sekarang apakah patut ada mujtahid pada masa sekarang.

Dari beberapa mazhab yang ada dan diakui, mazhab Syafi`ilah yang paling banyak pengikutnya dari kalangan al-Hafizh dan Mujtahid, karena mazhab Syafi`i paling dekat sekali dengan al-Qur`an dan Sunnah, hal ini telah di ungkapkan oleh Imam az-Zahabi didalam kitab beliau Zaghlul Ilmi, dan ulama-ulama hadits paling banyak bermazhabkan Syafi`i, sebahagian dari mereka adalah :

1 - Imam al-Hafizh Abdullah bin Jubair guru Imam Bukhari
2 - Imam al-Hafiz ad-Darimi
3 - Imam al-Hafiz Abu Daud Pengarag kitab Sunan
4 - Imam al-Hafiz Ibnu Hibban
5 - Imam al-Hafiz Hakim sohibul Mustadrak
6 - Imam al-Hafizh Ibnu Khuzaimah
7 - Imam al-Hafizh ad-Daruquthni
8 - Imam al-Hafizh Abu Na`im al-Ashbahani
9 - Imam al-Hafiz an-Nasa`i sohibus Sunan
10 -Imam al-Hafizh Abu Thohir as-Silafi
11 - Imam al-Hafiz Ibnu Solah
12 - Imam al-Hafizh an-Nawawi
13 - Imam al-Hafizh al-Mizzi
14 - Imam al-Hafizh Ibnu Katsir
15 - Imam al-Hafizh Taqiyuddin as-Subki
16 - Imam al-Hafizh Ibnu Daqiq al-`Aid
17 - Imam al-hafizh Ibnu Saidinnas
18 - Imam al-Hafizh Ibnu Jama`ah
19 - Imam al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani
20 -Imam al-Hafizh as-Sakhawi
21 - Imam al-Hafizh Sayuti. dll

Inilah sebabnya mazhab Syafi`i banyak berkembang di bumi ini, diantara sebab perkembangan mazhab Syafi`i didasari juga dari peran aktif pemerintahan yang ada pada masa itu, seperti peranan Raja Salahuddin al-Ayyubi dalam mengembangkan mazhab Syafi`i, beliau terdidik dengan mazhab Syafi`i.

Nama lengkap beliau adalah Yusub bin Ayyub bin Syadzi bin Marwan as-Syafi`i al-Asy`ari, lahir pada tahun 530 hijriyah dan meninggal dunia pada tahu 588 hijriyah.

banyak ulama islam yg memuji beliau dari sebahagiannya seperti Imam Zahabi didalam kitabnya Siyar I`lam Nubala, Imam Ibnu Kasir didalam kitabnya Bidayah wa Nihayah, Imam Subki didalam kitabnya Tobaqot Syafi`iyah .

Diantara usahanya untuk mengembangkan mazhab Syafi`i adalah mendirikan madrsah as-Solahiyah madrasah ini didirikan berhampiran dengan kuburan Imam Syafi`i, Imam Suyuti mengatakan bahwa madrasah ini adalah madrasah terbesar di dunia karena kedudukannya yang berhampiran dengan makam Imam Syafi`i, dan dibangun oleh seorang raja yang sangat agung tidak pernah ada dari sampai sekarang sepertinya.

Madrasah ini dikhususkan untuk mempelajari majhab Syafi`i , berbagai macam kitab dari kecil dan besar dipelajari dimadrasah ini, begitu besar perhatian Sultan Solahuddin kepada mazhab Syafi`i disamping perhatiannya berjihad melawan kaum salib.

Madrasah ini didirikan pada tahun 572 hijriyah, madrasah ini kemudian diserahkan kepada Syeikh Najamuddin al-Khubusyani untuk dikelola, beliaulah Syeikh Solahiyyah yang pertama kalinya, madresah ini sangat peru sekali bagi pelajar-pelajar islam Mesir, setelah mesir dikuasai oleh Bani Fathimiyyah yang berkebang adalah mazhab Syi`ah, tetapi setelah dikuasai oleh Sultan yang adil Solahuddin al-Ayyubi Mesir telah menjadi negara sunnah kembali.

Banyak sekali ulama-ulama besar mengajar di madrasah ini, sementara pemimpin madrasah Solahiyyah berganti dari masa kemasa, berikut ini nama-nama ulama yang pernah memimpin madrasah ini.

1 - Syeikh Najamuddin al-Khubusyani wafat 587 hijriyah
2 - Syeikh Shadaruddin bin Hammawih
3 - Syeikh Kamaluddin Ahmad bin Shadaruddin bin Hammawih wafat 639 hijriyah
4 - Syeikh Tajuddin Ibnu binti al-A`izz
5 - Syeikh Taqiyyuddin bin Daqiq al-`Aidi
6 - Syeikh Izzuddin Muhammad bin Muhammad bin al-Haarits bin Miskin
7 - Syeikh Dhiya`uddin abdullah bin Ahmad bin Mansur an-Nisyani
8 - Syeikh Majduddin Harmi bin Qasim bin Yusuf al-Faqusi wafat 734 hijriyah
9 - Syeikh Syamsuddin bin al-Qammah
10 - Syeikh Dhiya`uddin bin Muhammad bin Ibrahim al-Munawi
11 - Syeikh Syamsuddin bin al-Lubaan
12 - Syeikh Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Khathib Bairut ad-Damsyiqi
13 - Syeikh Taqiyuddin Ali bin Abdul Kafi as-Subki
14 - Syeikh Tajuddin bin Abdul KAfi as-Subki
15 - Syeikh Baha`udin Abu al-Baqa` Muhammad bin Abdul Barr as-Subki
16 - Syeikh Badaruddin Muhammad bin Baha`udin Muhammad bin Abdul Barr as-Subki
14 - Syeikh Burhanuddin bin Jama`ah
15 - Syeikh Sirajuddin al-Bulqini
16 - Syeikh Imadudin Ahmad bin Isa al-Karaki
17 - Syeikh Jalaluddin Muhammad bin Badaruddin Muhammad bin Baha`udin  as-Subki
18 - Syeikh Syamsuddin al-Biyariyyi
19 - Syeikh Nuruddin Ali bin Umar at-Tilwani
20 - Syeikh `Ala`uddin al-Qalqasandi
21 - Syeikh Ibnu Hajar al-Winani
22 - Syeikh al-Qaayati
23 - Syeikh Safathi
24 -Syeikh Syarafuddin al-Munawi
25 - Syeikh Sirajuddin al-Himshi
26 - Syeikh Zainuddin bin Syarafuddin al-Munawi

Madrasah yang megah ini tidak bepungsi lagi, andaikan madrasah ini ada maka dapat mengeluarkan sarjana-sarjana yang handal dalam mazhab Syafi`i, tetapi sayangnya madrasah ini hanya tinggal nama dan hanya tersebut di buku-buku sejarah, saya ( penulis ) pernah mendengarkan kata-kata ini juga ketika kami belajar dengan Syeikh Ali Jum`ah di masjid Sultan Hasan Cairo.


Bahan bacaan :

1 - Thobaqat as-Syafi`iyah al-Kubra : 4 / 217 Dar Kutub ilmiyah
2 - Hurub Solahuddin al-Ayyubi oleh al-Ashfahani : 326
3 - Husnul Muhadharah Fi Tarikh Mesir Wal Qahirah : 2 / 199

Tidak ada komentar: