Jumat, 13 November 2009

Ketika hati bertahlil

Hati yang penuh dengan berbagai macam kesibukan tidak dapat merajut kebahagian yang kekal dan abadi, kegelisahan datang silih berganti, ketakutan terus mengusik hati, jiwa yang tidak tentram dan tenang mengalihkan perhatian kepada kedunian yang tidak abadi, hati ingin menjerit, ingin lari dari segala kenyataan yang pahit bak empedu, tetapi terpaksa di makan walaupun dengan susah payah, apakah caranya agar hatiku tentram dan damai, bagaimanakah caranya agar pancaran keimanan hadir didalam lubuk hatiku yang dalam, bagaimanakah aku mampu merajut kebahagiaan yang hakiki, hatiku terus bertanya dan bertanya, jiwaku terus meronta, aku mesti mampu membahagiakan hati, ku coba untuk mencari dan ingin tahu apakah obat hati yang manjur dan mampu mengeluarkanku dari alam kekosongan dan kegelapan.

ketika ku berjalan menghala ke sebuah Zawiyah kecil, dipenuhi oleh orang-orang yang berjubah putih dengan khusuknya mereka menyebutkan lafaz yang tidak asing lagi ku dengar, tetapi kali ini kenapa perasaanku berbeda dari yang sebelumnya, ungkapan tersebut seakan-akan melelehkan hati dan keangkuhanku, menyentuhku dengan begitu lembut, membawaku kealam kedamaian, menenangkan hati yang sedang kalut, apakah ini jawaban yang sudah lama kucari-cari, oh...ternyata begitu nikmatnya berzikir menyebut namaMu Allah, lidahku menjadi lembut untuk mengucapkannya, hatiku bertahlil mensucikannya, jiwaku tentram menyebutkannya, Ya Allah tetapkanlah lidah dan hatiku bertahlil untukMu

Tidak ada komentar: